tag:blogger.com,1999:blog-81277401057159259102024-03-12T21:22:37.155-07:00"KOMONITAS KELAPA SAWIT KABUPATEN BLITAR "kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat Blitar SelatanPRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.comBlogger21125tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-56585520940708725932013-04-01T21:08:00.000-07:002013-04-01T21:08:03.356-07:00PUNURUNAN HASIL PRUDUKSI KELAPA SAWIT<div class="post-content tabs">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-hr0PJMoL1hg/UVpZdaa7ALI/AAAAAAAAAGU/wROaVLqu06o/s1600/DSC00018.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-hr0PJMoL1hg/UVpZdaa7ALI/AAAAAAAAAGU/wROaVLqu06o/s1600/DSC00018.JPG" height="240" width="320" /></a></div>
<div class="active" id="page1">
<strong>KOPERASI SAWIT JAYA MAKMUR.COM - </strong>Turunnya
produksi kelapa sawit petani di Kawasan Blitar Selatan dan Malang Selatan pada umumya hingga 50 persen diperkirakan akan
berlangsung dalam tiga bulan ke depan. Karena itu, petani diharapkan
tetap melakukan pemeliharaan sesuai dengan standar perlakukan untuk
kelapa sawit.<br />"Memang saat ini masa trek. Dan ini akan
berlangsung
selama tiga bulan kedepan. Karena itu, petani kita harapkan tetap
melakukan pemeliharaan, terutama melakukan pemupukan,'' ujar ahli Perawatan Tanaman sdr. Irfan, S.P. <br />
<br />
Dirut PT. Sawit Arum Madani mengatakan, " terkait permintaan kredit lunak untuk pengadaan pupuk,
pihaknya belum bisa memberikan keputusan dan harus
terlebih dahulu dibicara secara internal.<br />
alasannya karena PT. Sawit Arum Madani masih mempersiapkan pabrik yang di perkirakan nanti pada bulan Oktober akan di mulai penggilingan <b><i>perdana</i></b>, maka diharapkan untuk semua koperasi kelapa sawit di 6 kecamatan yang berbeda umumnya dan pada para petani khususnya untuk sedapatnya melakukan pemeliharaan sesuai dengan standar perlakukan untuk
kelapa sawit.<br />
<b><i>
</i></b>.<br />
<br />
<br />
<strong>prianto(red,2013)</strong></div>
</div>
PRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-69628054539795447762013-03-14T20:56:00.000-07:002013-03-14T20:56:05.146-07:00PERAWATAN TANAMAN MENGHASILKAN<div align="center">
<span style="font-size: large;"><b>PERAWATAN TANAMAN MENGHASILKAN </b></span></div>
<div align="center">
<br /></div>
<span style="color: #00963f; font-family: Arial Black; font-size: medium;">TUNAS</span> <br />
<div align="justify">
Tidak
ada pruning/penunasan selama masa belum menghasilkan (TBM) sampai 6
bulan menjelang panen pertama, dan biasanya 24 bulan setelah tanam,
pekerja tidak boleh memotong atau membuang pelepah pada masa ini.
Pelaksanaan pruning bias dilakukan apabila adanya pelepah yang mati dan
tidak produkstif, serta adanya janjang dan buah busuk, dan ini disebut
pruning sanitasi, gunanya adalah untuk memudahkan pemanen sehingga
pekerjaannya tidak terganggu</div>
<b>TUNAS PASIR.</b><br />
Syarat :<br />
<div align="justify">
Tunas
pasir hanya dikerjakan 1 kali saja selama hidupnya kelapa sawit, yaitu
bila tanaman sudah berumur 2.5 tahun sejak ditanam dilapangan, maka
apabila cukup berkembang untuk produksi buah atau TBS.</div>
Cara :<br />
<div align="justify">
<ol style="list-style: decimal outside none;">
<li>Seluruh
daun / cabang yang paling bawah sebanyak 1-2 lingkaran pertama
(maksimum 15 cm dari tanah ) supaya dibuang, diatas batas ini cabang
tidak boleh diganggu.</li>
<li>Cabang harus dipotong rapat kepangkal dengan memakai arit (egrek kecil).</li>
<li>Dengan
alat ini (memakai gagang sepanjang 1,5-2,0 meter ) potongan-potongan
cabang mudah dikumpulkan dengan menariknya (dikait) keluar. </li>
<li>Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh buruh sendiri dibawah pengawasan yang ketat, tidak dibenarkan oleh pemborong.</li>
<li>Tenaga kerja untuk tunas pasir : 4 hb / HA.</li>
<li>Sesudah
pekerjaan tunas pasir hingga masa tunas selektif, maka dilarang keras
memotong cabang tanaman kelapa sawit untuk tujuan apapun, kecuali
analisa daun, dan ini hanya dibenarkan mengambil anak daunnya saja.</li>
</ol>
</div>
<div align="justify">
<b>TUNAS SELEKTIF.</b></div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
Tujuan.</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
Tujuannya untuk mempersiapkan pokok untuk dipanen,yakni pada umur 3-4 tahun, tergantung pada keadaan pertumbuhan pokok.</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
Syarat.</div>
<div align="justify">
<ol style="list-style: decimal outside none;">
<li>Suatu
blok atau golongan tanaman dapat milai ditunas selektif jika
sekurang-kurangnya 40% telah mempunyai tandan buah yang hampir masak
pada tinggi 90 cm (3 kaki) dari tanah diukur dari permukaan tanah
kepangkal tandan.</li>
<li>Semua pohon yang memenuhi syarat yang ditentukan (ukuran tingginya) harus ditunas.</li>
</ol>
</div>
<div align="justify">
Cara.</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
<ul style="list-style: disc outside none;">
<li>Batas tunas adalah : 2 cabang songgo buah keatas supaya ditinggalkan tidak ditunas.</li>
<li>Semua cabang dibawah songgo buah tersebut diatas supaya ditunas secara timbang air keliling pokok.</li>
<li>Semua rerumputan seperti pakis dan lain-lain yang tumbuh pada pokok kelapa sawit harus dicabut / dibersihkan.</li>
</ul>
</div>
<img align="right" border="0" class="fw_image_computer fwSizeProp" src="http://membangunkebunkelapasawit.webs.com/dodos.jpeg" style="border: 0pt none; height: 107px; margin: 5px; padding: 0pt; width: 78px;" />Alat.<br />
<div align="justify">
<ul style="list-style: disc outside none;">
<li>Pusingan tunas perdana bagi sisa pokok yang 60% lagi dilaksanakan 4 bulan sekali, hingga semua pokok akhirnya akan tertunas.</li>
<li>Alat
untuk tunas selektif adalah tajak atau pisau dodos yang dipakai juga
untuk potong buah pada tanaman produktif muda, lebar mata tajam 14 cm.</li>
<li>Alat yang sama masih terus dipakai untuk tunas biasa hingga pokok mencapai ketinggian kurang lebih 2,5 meter.</li>
<li> Alat
ini diberi gagang kayu laut atau domuli sepanjang 1,5-2 meter, cabang
dipotong rapat kepangkal dari arah samping untuk menghindari alat
melukai pokok.</li>
</ul>
</div>
<div align="justify">
Pusingan.</div>
<div align="justify">
<ul style="list-style: disc outside none;">
<li>Tunas selektif berlaku untuk tanaman umur 3-4 tahun, dengan tenaga : 50 pokok/hb.atau ( 6 hb / HA / tahun ).</li>
</ul>
</div>
Perhitingan luas. Luas yang ditunas selektif = <u>jumlah pohon yang ditunas</u> x HA.<br />
143<br />
<i>TUNAS UMUM ( BIASA ).</i><br />
1. Pusingan.<br />
<div align="justify">
<ul style="list-style: square outside none;">
<li>Pusingan
tunas umum (biasa) untuk Tanaman Menghasilkan dilaksanakan 9 bulan
sekali, atau 4 pusingan dalam 3 tahun, dengan demikian perencanaan
pusingan tiap tahun harus selalu didasarkan pada pusingan terakhir pada
tahun yang lalu. Misalnya situasi pada 1986 yaitu melaksanakan /
menyelesaikan pusingan januari 1986 – September 1986 dan memulai
pusingan oktober 1986 – juni 1987.</li>
</ul>
</div>
2. Cara.<br />
<div align="justify">
<ul style="list-style: square outside none;">
<li>Seluruh umur ditunas hingga 2 (dua) cabang songgo buah paling bawah secara timbang pasir.</li>
<li>Satu rotasi tunas harus selesai dalam jangka waktu 9 bulan, sedangkan untuk satu tahun : 1 1/3 pusingan.</li>
</ul>
</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="height: 221px; width: 703px;"> <tbody>
<tr> <td valign="top" width="272"> <div align="center">
Pruning Treatments</div>
<div align="center">
<br /></div>
</td> <td valign="top" width="220"> <div align="center">
Rata-rata hasil</div>
<div align="center">
(Ton/ffb/ha/tahun)</div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="272"> <div align="center">
Hanya pelepah kering saja</div>
</td> <td valign="top" width="220"> <div align="center">
23.3</div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="272"> <div align="center">
Tersisa 40 - 56 pelepah/pohon</div>
</td> <td valign="top" width="220"> <div align="center">
23.0</div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="272"> <div align="center">
Tersisa 24 - 32 pelepah/pohon</div>
</td> <td valign="top" width="220"> <div align="center">
19.8</div>
</td> </tr>
</tbody></table>
</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="height: 211px; width: 702px;"> <tbody>
<tr> <td valign="top" width="120"> <div align="center">
Umur Tanaman (thn)</div>
</td> <td valign="top" width="96"> <div align="center">
Lingkaran pelepah</div>
</td> <td valign="top" width="156"> <div align="center">
Jumlah pelepah/phn</div>
</td> <td valign="top" width="97"> <div align="center">
Rotasi/tahun</div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="120"> <div align="center">
3 – 4</div>
<div align="center">
5 – 8</div>
<div align="center">
9 – 12</div>
<div align="center">
> 12</div>
</td> <td valign="top" width="96"> <div align="center">
7</div>
<div align="center">
6</div>
<div align="center">
5</div>
<div align="center">
4</div>
</td> <td valign="top" width="156"> <div align="center">
56</div>
<div align="center">
48 – 52</div>
<div align="center">
40 – 44</div>
<div align="center">
32 - 36</div>
</td> <td valign="top" width="97"> <div align="center">
1.0</div>
<div align="center">
1.0</div>
<div align="center">
1.3</div>
<div align="center">
1.3</div>
</td> </tr>
</tbody></table>
</div>
<div align="justify">
3. Alat.</div>
<div align="justify">
<img align="right" border="0" class="fw_image_freewebs fwSizeProp" height="176" src="http://membangunkebunkelapasawit.webs.com/dodos%20schema.jpg" style="height: 176px; margin: 8px; width: 257px;" width="257" /><ul style="list-style: square outside none;">
<li>Hingga tinggi pokok 2,50 meter tetap memakai ”pisau dodos besar” ( lihat tunas selektif )</li>
<li>Bagi
pokok yang tingginya diatas 2,50 meter (mulai umur 8 tahun keatas)
seluruh pekerjaan tunas tanpa kecuali harus dilaksanakan dengan pisau
egrek biasa (pisau Malaya) yang diikatkan pada ujung galah (gagang dari
bambu). Panjang gagang diatur menurut tinggi pokok, bila perlu 2 galah
disambung untuk pokok-pokok yang sangat tinggi.</li>
<li>Selama menunas,
semua epiphyt pada batang harus dibersihkan dengan mancabut pakai tangan
sekitar pangkal batang dan memikul pakai pelepah pada bagian yang lebih
tingggi.</li>
<li>Pokok sakit atau kuning karena dificiency harus ditunas lebih hati-hati, cukup membuang daun yang karing saja.</li>
</ul>
<div align="center">
</div>
</div>
<i>MENYUSUN PELEPAH.</i> <div align="justify">
<ol start="1">
<li>Pelepah-pelepah atau cabang disusun (dirumpuk) digawangan yang tidak ada pasar rintisnya.</li>
<li>Cabang
tidak perlu dipotong-potong, melainkan dirumpuk saja memanjang
barisan pohon, tindih menindih dan jangan berserakan.</li>
<li>Andaikata
digawangan tanpa rintis seperti dimaksud diatas kebetulan pula ada
parit dengan arah memanjang barisan, maka cabang-cabang harus
dipotong tiga dan dirumpuk diantara pohon dalam garisan sesuai
dengan metode lama.</li>
<li>Keuntungan cara ini adalah sebagai berikut :<ol start="1">
<li>Cabang
tidak perlu dipotong-potong kecuali jika dadparit memanjang
digawangan, sehingga menghemat energi dan waktu tukang potong buah
/ tunas.</li>
<li>Piringan tidak bertanbah sempit oleh ujung-ujung cabang karena telah dirumpuk jauh ditengah gawangan.</li>
<li>Ancak
panen dari masing-masing tukang potong buah lebih aman dari
saling ”curi buah” antara sesama mereka (pindah antar rintis
lebih sulit).</li>
<li>Menekan pertumbuhan gulma ditengah gawangan.</li>
</ol>
</li>
</ol>
</div>
<div align="justify">
Untuk
areal berbukit yang arah rintisnya memanjang dari puncak bukit ke kaki
bukit, susynan cabang harus searah (artinya pucuk bertindih dengan
pucuk, pangkal dengan pangkal), dimana pangkal pucuk harus berada
dibagian lereng yang tertinggi.</div>
<img align="right" border="0" class="fw_image_computer fwSizeProp" height="179" src="http://membangunkebunkelapasawit.webs.com/tunas.jpg" style="height: 179px; margin: 8px; width: 252px;" width="252" /><i>ORGANISASI TUNAS.</i><br />
<div align="justify">
<ul style="list-style: disc outside none;">
<li>Satu orang mengancak satu baris. </li>
<li>Potong cabang – langsung disusun.</li>
<li>Bersihkan epiphyt – langsung dibersihkan piringan dari sampah.</li>
<li>Kemudian baru pindah ke pohon berikutnya.</li>
<li>Penunasan sebaiknya dilakukan pada saat periode produksi rendah kecuali tenaga kerja cukup </li>
<li>Pelepah
hasil penunasan harus disusun untuk mencegah erosi, menjaga kelembaban,
memudahkan kegiatan operasional (rawat dan panen), menekan pertumbuhan
gulma, merangsang pertumbuhan akar dan sumber hara.</li>
<li> Cara penyusunan pelepah :<br />
<ol style="list-style: decimal outside none;">
<li>Harus disusun rapi menyebar di gawangan mati dan di antara pohon. Tidak mengganggu jalan rintis dan piringan</li>
<li>Susunan pelepah berbentuk : ”L”</li>
<li>Pada areal curam, peletakan pelepah mengikuti jalan kontur untuk menahan air.</li>
</ol>
</li>
</ul>
</div>
<div align="justify">
<span style="font-family: Arial Black; font-size: medium;"> PENYIANGAN MANUAL</span></div>
<div align="justify">
1. <img align="right" border="0" class="fw_image_computer fwSizeProp" height="156" src="http://membangunkebunkelapasawit.webs.com/gawang.jpg" style="height: 156px; margin: 8px; width: 207px;" width="207" />Gawangan <br />
<ul style="list-style: disc outside none;">
<li>Kelas penutup tanah W3 yaitu 70% kacangan dan 30% rumput lunak tetap bebas lalang dan anak kayu. 1x /2-3 bln.</li>
<li>Manual : rumput lunak dibabat. 0,5 HK/ha.1x/3 bln.</li>
</ul>
</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
2. <img align="right" border="0" class="fw_image_computer fwSizeProp" height="156" src="http://membangunkebunkelapasawit.webs.com/piringan.jpg" style="height: 156px; margin: 8px; width: 207px;" width="207" /> Piringan <br />
<ul style="list-style: disc outside none;">
<li>Manual : dengan cara garuk piringan. 1x/1-1,5 bln</li>
<li>TM 1 dan 2, jari-jari 2 m. 1,5-2 HK/ha.</li>
<li>TM 3 dst, jari-jari 2,5 m. 2-2.5 HK/ha. 1x /3 bln.</li>
</ul>
3. <img align="right" border="0" class="fw_image_computer fwSizeProp" height="88" src="http://membangunkebunkelapasawit.webs.com/garu.jpg" style="background-color: white; border: 1px solid #dddddd; height: 88px; margin: 8px; padding: 5px; width: 100px;" width="100" />Buru Lalang<br />
<ul style="list-style: disc outside none;">
<li>Cara manual dengan garuk/garpu lalang. 1x /2 bln. 0,3 HK/ha.</li>
</ul>
4. <img align="right" border="0" class="fw_image_computer fwSizeProp" height="99" src="http://membangunkebunkelapasawit.webs.com/cangkul.jpg" style="background-color: white; border: 1px solid #dddddd; height: 99px; margin: 8px; padding: 5px; width: 86px;" width="86" />Dongkel Anak Kayu<br />
<ul style="list-style: disc outside none;">
<li>Anak kayu yang masih ada/tumbuh didongkel cara manual mempergunakan cangkul. 1x /6 bln. 0,6-1 HK/ha.</li>
</ul>
5. Jalan Pikul<br />
<ul style="list-style: disc outside none;">
<li>Manual : digaruk selebar 1,5 m. 1x /2-3 bln. 2 HK/ha. 1x /3 bln.</li>
</ul>
<br /><span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: Arial Black;">PENYIANGAN CHEMIS</span></b></span></div>
<div align="justify">
Berdasarkan asal dan sifat kimianya.<br />
a. Pestisida Simtetik .<br />
Anorganik ( contoh : garam-garam beracun, seperti Arsenat, Fluorida) Organik<br />
<ol style="list-style: lower-alpha outside none;">
<li>Hidrokarbon barchlor ( contoh : DDT & analognya, MIC, Siklodion).</li>
<li>Meterosilclik (contoh : Strobane, Mirex, Kepone)</li>
<li>Fosfat organik (contoh : Parathion, Malathion, Abate fenithrothion)</li>
<li>Karbonat (contoh : Carbaryl, Arprocarp, Carbofuran).</li>
<li>Nitrofenol (contoh : DNOC atau Dinitrocresol)</li>
<li>Thiosianat (contoh : Lethane)</li>
<li>Sulfonat (contoh : Sulfida)</li>
<li>Sulfon (contoh : Ovex atau ovotran)</li>
<li>Lain-lain (fimigan), (contoh : Metilbromida).</li>
</ol>
b. Pestisida asal tanaman.<br />
<ol style="list-style: lower-alpha outside none;">
<li>Nicotionida (contoh : Nicotin )</li>
<li>Pyrathroida (contoh : Pyrathrum).</li>
<li>Retonoida (contoh : Rotenon)</li>
</ol>
c. Berdasarkan reaksinya :<br />
<ol style="list-style: lower-alpha outside none;">
<li>pestisida kontak (contoh : Paraquat)</li>
<li>pestisida siatemik (contoh : Roud-up).</li>
</ol>
Banyak
jenis tanaman yang tumbuh di kebun sebagian tidak berbahaya sedang yang
lainnya kompetitif atau berbahaya, yang berbahaya harus dikendalikan
atau dimusnahkan. Tanaman dapat diklasifikasikan dalam kategori berikut :<br />
Kelas A : Tanaman yang mungkin dianjurkan<br />
Kelas B : Tanaman yang biasanya berguna tetapi kadang kadang perlu dikendalikan<br />
<div align="left">
Kelas C : Tanaman yang tidak di ingini yang harus dimusnahkan</div>
<div align="center">
<img border="0" class="fw_image_freewebs fwSizeProp" height="281" src="http://membangunkebunkelapasawit.webs.com/TABEL%20DATA.jpg" style="height: 281px; margin: 8px; width: 323px;" width="323" /> </div>
1. Peralatan Weeding Control<br />
<img align="right" border="0" class="fw_image_computer fwSizeProp" height="190" src="http://membangunkebunkelapasawit.webs.com/SOLO%20SPRAYER.jpg" style="background-color: white; border: 1px solid #dddddd; height: 190px; margin: 8px; padding: 5px; width: 156px;" width="156" /><ol style="list-style: lower-alpha outside none;">
<li>Knapsac
Sprayer. Ada dua (2) jenis unit yang ada dan baik untuk difgunakan
yaitu bahan yang terbuat dari logam dan plastik propylene</li>
<li>Nozzle.
Nozzle sangat penting karena bersamaan dengan tekanan pompa untuk
menentukan jumlah dan kualitas larutan yang keluar. Nozzle terbuat dari
kuningan, stainless steel, alumunium, keramik atau plastik, nozzle dari
kuningan atau plastik baik untuk digunakan walaupun yang dari kuningan
adalah yang terbaik dan tahan lama.</li>
<li>Aksesoris. Banyak aksesoris
yang berguna dan dapat dipasang pada alat semprot untuk meningkatkan
effisiensi dan ketepatan antara lain :</li>
</ol>
<ol style="list-style: lower-roman outside none;">
<li>Saringan.
Untuk mencegah tersumbatnya nozzle, saringan stainlees steel 50 mesh
harus dipasang di tangki yang bersih sebelum pemicunya dipasang.</li>
<li>Pengukuran Tekanan. Alat ini digunakan untuk mengkalibrasi alat semprot dan mempertahankan tekanan semprotan yang tepat.</li>
<li>Katup Tekanan. Alat ini memudahkan operator untuk menjaga tekanan semprotan maksimum dalam keadaan konstan</li>
<li>Elbow joint. Elbow joint dipasang di ujung tangkai semprot untuk mengatur sudut proyeksi semprotan yang diinginkan.</li>
<li>Pengaman.
Pengaman khusus mengatur pola semprotan harus dipasang untuk spot
spraying yang berdekatan dengan hamparan kacangan, mangkuk plastik
lateks atau kaleng dengfan ukuran yang sama dapat digunakan sebagai
pengaman.</li>
</ol>
d. Pemeliharaan Alat<br />
Untuk efisiensi maksimum pompa harus dijaga tetap bersih dan siap pakai<br />
<ol style="list-style: lower-roman outside none;">
<li>Operator
harus bertanggung jawab untuk merawat dan memelihara peralatan
pompanya, bagaimana harus merawat secara rutin dan mengetahui
bagian-bagian dari alat yang bekerja.</li>
<li>Setelah selesai bekerja,
alat harus dicuci bersih luar dan dalam dengan air bersih, dan harus
disimpan terbalik untuk membantu mengalirkan air dan pengeringan,
pemeriksaaan kebocoranharus dilakukan setiap hari.</li>
<li>Nozzle dan
saringan harus diperiksa tiap hari dan sumbatan harus dibersihkan dengan
sikat gigi atau kayu, dan jangan gunakan peniti atau kayu runcing untuk
membersihkan sumbatan yang akan mengakibatkan membesarnya lubang,
sehingga pola semprotan salah dan memerlukan lebih banyak volume
semprot. Dan setiap 3 bulan sekali nozzle yang telah dipakai di
kalibrasi dengan membandingkan dengan nozzle yang baru dengan ukuran dan
spesifikasi yang sama</li>
<li>Memeriksa semua washer dan beri pelumas
pada bagian yang bergerak, disamping membawa peralatan nozzle cadangan
apabila diperlukan</li>
<li>Perbaikan secara menyeluruh harus ditangani oleh mekanik yang berpengalaman.</li>
</ol>
e. Peralatan CDA dan tekhnik penyemprotan<br />
<ol style="list-style: lower-roman outside none;">
<li>Tujuan
penggunaan CDA (Control Led Droplet Application) dalam pengendalian
gulma dalam tekhnik penyemprotan adalah dengan membentuk kabut semprotan
yang sangat halus sehingga dengan larutan semprot yang minimum masih di
dapatkan hasil pengendalian gulma yang baik</li>
<li>CDA hanya
memerlukan volume larutan bahan kimia yang sangat rendah per area yang
disemprot, volume yang digunakan sekitar 20 liter per ha, dibandingkan
200 – 500 liter dengan penyemprotan konvensional</li>
<li>Penurunan biaya aplikasi di dapatkan dengan berkurangnya kebutuhan Tenaga Kerja dan Air</li>
<li>Penghematan
didapat dengan sungguh sungguh memperhatikan pemakaian CDA, pencampuran
yang tepat dan prosedur pelaksanaan yang benar.</li>
</ol>
f. Micron Herbi<br />
<ol style="list-style: lower-roman outside none;">
<li>Adalah
alat semprot fgenggam ringan yang mengaplikasikan pola yang akurat
dengan ukuran droplet yang terkendali, untuk mendapatkan hasil yang
terbaik pemakai harus mempelajari informasi dan alatnya.</li>
<li>Alat
ini menghasilkan kabut untuk volume sangat rendah (ULV) sehingga dapat
menyemprot dengan lebar semprotan 1,2 m herbisida kontak atau hormon
dapat digunakan untuk penyemprotan secara bersambung atau spot-spot.</li>
<li>Tangki
herbisida berisi 2,5 – 5 liter larutan semprot, mengalir ke arah
atmosfir karena gaya gravitasi yang didorong oleh tenaga baterai 8 HP2,
dan ada 3 jenis nozzle yang tersedia untuk mendapatkan flowrate standar 1
ml/detik untuk larutan semprot dengan ketebalan vegetasi yang berbeda.</li>
</ol>
Kapala micron herbi dapat dipasangi dengan salah satu nozzle yang berbeda, dengan standard sebagai berikut :<br />
<ul style="list-style: square outside none;">
<li>Nozzle
merah hanya untuk larutan yang pekat atau kental dan jangan di gunakan
kecuali di instruksikan secara khusus dan ini ukuran yang paling besar</li>
<li>Nozzle
kuning untuk hampir semua herbisida kontak, dengan flow rate kira-kira
160 ml/menit mengeluarkan 22 L/ha dan membutuhkan waktu 31 menit untuk
mengosongkan 5 L larutan dan jarak tempuh 1860 m, nozzle ini berukuran
sedang.</li>
<li>Nozzle biru dan kuning dapat dikombinasikan jika menggunakan micron herbi berkepala 2 (dua) untuk penyemprotan piringan </li>
</ul>
Hal yang perlu diperhatikan dengan pemakaian perlatan herbisida adalah sebagai berikut :<br />
<ol style="list-style: lower-alpha outside none;">
<li>Para operator harus benar-benar dilatih menggunakan peralatan sebelum bekerja di lapangan.</li>
<li>Penyemprot harus mempunyai pengetahuan dasar untuk merawat peralatannya</li>
<li>Karena konsentrasi larutan yang digunakan pekat maka operator harus memperhatikan aturan keselamatan.</li>
<li>Mulut
dan hidung harus ditutup dengan sapu tangan atau masker dan harus
memakai perlengkapan standar antara lain : Tutup kepala, kemeja lengan
panjang, celana panjang, kaus kaki, sepatu boot, dan baju plastik.</li>
<li>Pakaian yang telah dipakai bekerja harus dicuci secara teratur</li>
<li>Penggunaan
alat harus benar-benar diperhatikan dari keadaan yang tidak diinginkan,
misalnya, membawa peralatan reparasi/tools cadangan, larutan harus di
persiapkan, gunakan air yang bersih untuk mencegah penyumbatan nozzle</li>
<li>Penempatan larutan herbisida tambahan harus diatur dengan benar dan diawasi </li>
</ol>
</div>
<div align="justify">
Penggunaan pestisida .<br />
Setiap
jenis pestisida harus digunakan dengan tepat dan teliti sesuai dengan
rekomondasi yang dikeluarkan oleh produsennya (antara lain mengenai
dosis, waktu, alat aplikasi) disatu pihak, serta ketentuan-ketentuan
cara aplikasinya yang tidak membahayakan bagi kesehatan dilain pihak.
Sehubungan dengan itu antara lain ada beberapa faktor yang sangat perlu
diperhatikan, yaitu :mengenai petugasnya, alat-alat pelindung yang
dipergunakan, serta tindakan penjagaan sebelum, selama dan setelah
aplikasi.<br />
Petugas (para penyemprot, petugas digudang pestisida, dsb).<br />
Didalam
menjalankan tugasnya, maka petugas-petugas yang langsung berhubungan
dengan pestisida haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : <br />
<ol style="list-style: lower-alpha outside none;">
<li>Harus berbadan sehat, tidak mempunyai kelainan kulit (kudis/luka terbakar) atau saluran pernafasan.</li>
<li>Tidak sedang hamil atau menyusui (bagi pekerja wanita)</li>
<li>Harus dapat membaca dan mengerti tanda-tanda bahaya keracunan.</li>
<li>Harus mengerti bahaya keracunan pestisida dan cara-cara menjarahnya yang tidak membahayakan keselamatan.</li>
<li>arus mengerti cara-cara menggunakan alat P3K dan alat pemadam kebakaran (bagi petugas yang bekerja di gudang pestisida).</li>
<li>Setiap
pekerja penjamah pestisida harus diperiksa kesehatannya secara rutin,
sekurang-kurangnya 1 kali 6 bulan oleh dokter (dengan atau tanpa
keluhan).</li>
<li>Bila keluhan dicurigai akibat bahan pestisida, maka
pekerja tersebut yntuk sementara waktu tidak dibenarkan bekerja dengan
bahan pestisida, sampai penyebab keluhan/penyakitnya tersebut dapat
dipastikan, serta mendapat pengobatan yang segera dan tepat dari dokter.</li>
<li>Setiap keracunan bahan pestisida adalah merupakan kecelakaan kerja dan wajib dilaporkan kepada DEPNAKER untuk ASTEK.</li>
</ol>
</div>
<div align="center">
Standard Kebutuhan Tenaga Kerja dan Material dapat di download disini:</div>
<div align="justify">
<ol style="list-style: decimal outside none;">
<li><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #00616f; font-family: Verdana; font-size: 12px; font-weight: bold;"><a class="normal12blue" href="http://www.ziddu.com/download/10567350/STANDARKEBUTUHANHKMATERIALTM.pdf.html" style="color: #006a79; font-size: 12px;"><b>http://www.ziddu.com/download/10567350/STANDARKEBUTUHANHKMATERIALTM.pdf.html </b></a></span></span><a class="normal12blue" href="http://www.ziddu.com/download/10567350/STANDARKEBUTUHANHKMATERIALTM.pdf.html" style="color: #006a79; font-size: 12px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #006a79; font-family: Verdana; font-size: 12px; font-weight: 800;"></span></span></a></li>
<li><a class="normal12blue" href="http://www.ziddu.com/download/10567350/STANDARKEBUTUHANHKMATERIALTM.pdf.html" style="color: #006a79; font-size: 12px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #006a79; font-family: Verdana; font-size: 12px; font-weight: 800;">http://www.ziddu.com/download/10567500/STANDARKEBUTUHANMATERIALCHEMIST.pdf.html</span></span></a></li>
</ol>
</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="center">
<b> <span style="font-size: small;">PHOTO PHOTO PERAWATAN TANAMAN SAWIT TM</span></b></div>
<div align="center">
</div>
<div align="center">
Perawatan Tanaman Konsolidasi Pada TM <img border="0" class="fw_image_computer fwSizeProp" src="http://membangunkebunkelapasawit.webs.com/bumbun%20tanaman%20tm.jpg" style="margin: 8px; width: 75%;" /> </div>
<div align="center">
Perawatan Piringan</div>
<div align="center">
<img border="0" class="fw_image_computer fwSizeProp" src="http://membangunkebunkelapasawit.webs.com/rawat%20piringan.jpg" style="margin: 8px; width: 75%;" /></div>
<div align="center">
Perawatan Tunas</div>
<div align="center">
<img border="0" class="fw_image_computer fwSizeProp" src="http://membangunkebunkelapasawit.webs.com/tunas%20yang%20baik.jpg" style="margin: 8px; width: 75%;" /></div>
<div align="center">
Perawatan Gawangan</div>
PRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-71611602582513032092012-12-09T17:32:00.003-08:002012-12-09T17:32:42.430-08:00Anda butuh informasi mengenai harga sawit berikut ini adalah harga sawit yang ditetapkan oleh dinas perkebunan daerah provinsi di profinsi masing- masing. harga ini dapat anda gunakan sebagai bahan untuk pembanding dengan harga pabrik tempat anda menjual buah sawit. harga ini diupdate setiap periodenya sehingga anda akan mendapatkan harga yang update.
REFERENSI/PEMBANDING HARGA TBS DI JAWA TIMUR
Berikut adalah daftar harga sawit untuk setiap periode di Dinas Perkebunan Provinsi Jambi untuk tahun 2012
Periode Harga (Rp)
12 September s/d 18 Oktober 2012 1,206,48
05 Oktober s/d 11 Oktober 2012 1,244.68
28 September s/d 04 Oktober 2012 1,374.67
21 September s/d 27 September 2012 1,499.58
14 September s/d 20 September 2012 1,537.94
7 September s/d 13 September 2012 1,593.09
31 Agustus s/d 6 September 2012 1,595.05
24 Agustus s/d 30 Agustus 2012 1,512.14
17 Agustus s/d 23 Agustus 2012 1,512.14
10 Agustus s/d 16 Agustus 2012 1,548.44
3 Agustus s/d 9 Agustus 2012 1.556.52
27 Juli s/d 2 Agusuts 2012 1,567.37
20 Juli s/d 26 Juli 2012 1,609.47
13 Juli s/d 19 Juli 2012 1,614.68
06 Juli s/d 12 Juli 2012 1,559.60
29 Juni s/d 05 Juli 2012 1,535.33
23 Juni s/d 28 Juni 2012 1,489.39
16 Juni s/d 22 Juni 2012 1,477.69
08 Juni s/d 15 Juni 2012 1,451.53
01 Juni s/d 07 Juni 2012 1,511.73
25 Mei s/d 31 Mei 2012 1,515.52
18 Mei s/d 14 Mei 2012 1,771.41
11 Mei s/d 17 Mei 2012 1,771.41
04 Mei s/d 10 Mei 2012 1,817.60
27 April s/d 03 Mei 2012 1,807.96
20 April s/d 26 April 2012 1,863.53
13 April s/d 19 April 2012 1,903.20
06 April s/d 12 April 2012 1,813.83
30 Maret s/d 05 April 1,793.94
23 Maret s/d 29 Maret 1,793.94
16 Maret s/d 22 Maret 1,811.38
09 Maret s/d 15 Maret 1,755.34
02 Maret s/d 08 Maret 1,740.78
25 Februari s/d 01 Maret 1,694.78
17 Februari s/d 24 Februari 1,657.86
10 Februari s/d 16 Februari 1,606.96
03 Februari s/d 09 Februari 1,597.93
27 Januari s/d 02 Februari 1,612.13
06 Januari s/d 12 Januari 1,633.42
13 Januari s/d 19 Januari 1,671.08
20 Januari s/d 26 Januari 1,637.65
01 Januari s/d 05 Januari 1,559.67
Read more: http://konsultasisawit.blogspot.com/p/harga-buah-sawit-online.html#ixzz2EblpTo9D
PRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-64661855681424765132012-09-28T20:56:00.000-07:002012-09-28T20:56:00.635-07:00PELETAKKAN BATU PERTAMA PEMBANGUNANG PABRIK SAWITPelaksanaan peletakan batu pertama pembangunan pabrik kelapa sawit " PT SAWIT ARUM MADANI (SAM)" yang dilaksanakan pada tanggal 19 September 2012 yang lalu di D.S. Kembangarum Kec. Sutojayan Kab. Blitar oleh Penggede_ penggede Kabupaten blitar diantaranya:
1. H.M. Marmin Siswoyo (Jatinom) Blitar
2. H. Masngut (Krejen-srengat) Blitar
3. H.m. Heri Nugroho (Bupati Blitar)
3. Guntur Wahono (Ketua DPRD Kab. Blitar
berjalan lancar. PT SAM telah mengundang 3200 orang dari kalangan Pejabat Pemerintah, Perbankan, Perum, Anggota Dewan,LSM,Jurnalistik,kalangan petani dari 3 Kabupaten berbeda; Kabupaten Blitar, Malang, Trenggalek turut hadir mengikuti peletakkan batu pertama.Dalam pidato sambutanya Bupati Blitar Menyebut Dirinya adalah Bupati Sawit yang Pertama di Jawa Timur.
salah satu petani yang diajak komunikasi oleh beliau adalah Bapak Mujianto Dari Kecamatan Panggungrejo mengatakan bahwa pada waktu mereka tanam polowijo pada musim resepsi pernikahan ( Mbecek/bowoh) mereka harus gali lobang tutup lobang namun setelah mereka menanam sawit mereka sangat merasakan sekali sekarang bobot sawit pak jianto (sapaanya) bobotnya per tandan 25 KG, pak jianto mempunyai 80 batang pohon tiap 2 minggu sekali pak jianto memetik, dalam sekali panen pak jianto mendapat 40 tandan jadi pak jianto tiap 2 minggu sekali dapat mendapat 1 ton, sementara harga saat ini Rp 800 jadi pak jianto per 2 minggu mendapatkan penghasilan Rp. 800.000 (wah lek ngene terus biaya sekolah anak, becekan entheng) wah kalau begini untuk biaya sekolah anak, menghadiri resepsi enteng ungkapnya.PRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-2583536782269225802012-08-30T19:25:00.000-07:002012-08-30T19:25:08.058-07:00TERBARU KELAPA SAWIT BLITARperkembangan terbaru...mop negatif di beberapa kalangan mahasiswa.. yang mengatakan bahwa tanaman kelapa sawit di jawa timur dalam hal ini Blitar hanya bisa berbuah pada fase buah pasir saja setelahnya tidak bisa berbuah itu "TIDAK BENAR"/ SALAH. salah satu utusan dari "MAKSI" (Masyarakat Perkelapa Sawitan Indinesia) A. Syhab Fahmil QRM, S.TP telah menmbuktikan datang di Kami KOPERASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT di Kec. Binangun Kab. Blitar Jawa Timur. ternyata Kelapa Sawit yang Perawatan setandar buah sangat luar biasa.PRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-4215090552288014852012-06-21T20:48:00.001-07:002012-06-21T20:50:02.623-07:00PERAWATAN TANAMAN KELAPA SAWITDosis dan Cara Pemupukan Kelapa Sawit. Ada beberapa rekan dari petani kelapa sawit yang bertanya lewat email yang menanyakan kenapa produksi kelapa sawit mereka rendah setelah mereka mengirimkan fotonya barulah solusi dapat di berikan oleh konsultasisawit dan biasanya permasalahan produksi yang rendah tersebut disebabkan oleh bibit yang kurang jelas dan faktor yang kedua adalah kurangnya pemahaman petani tentang pemupukan kelapa sawit. Oleh karena itu maka dalam psoting kali ini disampaikan tentang dosis pemupukan kelapa sawit. Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk N, P, K, Mg dan B (Urea, TSP, KCl, Kiserit dan Borax/Borate). Pemupukan tambahan dengan pupuk Borax pada tanaman muda sangat penting, karena kekurangan Borax/Borate(Boron deficiency) yang berat dapat mematikan tanaman kelapa sawit. Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan umur tanaman atau sesuai dengan anjuran Balai Penelitian Kelapa Sawit.
Dosis pemupukan pada tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan :
1. Urea 2,0-2,5 diberikan 2x aplikasi
2. KCl 2,5-3,0 diberikan 2x aplikasi
3. Kiserit 1,0-1,5 diberikan 2x aplikasi
4. SP-36 0,75-1,0 diberikan 1x aplikasi
5. Borax 0,05-0,1 diberikan 2x aplikasi
Pupuk N ditaburkan merata mulai jarak 50 cm dari pokok sampai di pinggir luar piringan. Pupuk P, K dan Mg
harus ditaburkan merata pada jarak 1-3 m dari pokok. Pupuk B ditaburkan merata pada jarak 30-50 cm dari pokok.
Waktu pemberian pupuk sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan (September-Oktober), untuk pemupukan yang pertama dan pada akhir musim hujan (Maret-April) untuk pemupukan yang kedua.
Untuk tanaman yang belum menghasilkan, yang berumur 0-3 tahun, dosis pemupukan per pohon per tahunnya adalah sebagai berikut :
1. Urea 0,40-0,60 diberikan 2 x aplikasi
2. KCl 0,20-0,50 diberikan 2 x aplikasi
3. Kiserit 0,10-0,20 diberikan 2 x aplikasi
4. SP-36 0,25-0,30 diberikan 1 x aplikasi
5. Borax 0,02- 0,05 diberikan 2 x aplikasi
Pupuk N, P, K, Mg, B ditaburkan merata dalam piringan mulai jarak 20 cm dari pokok sampai ujung tajuk daun. Waktu pemupukan sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan (September-Oktober), untuk pemupukan yang pertama dan pada akhir musim hujan (Maret-April) untuk pemupukan yang kedua.PRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-58280874827039980302012-05-10T20:41:00.003-07:002012-05-10T20:41:49.095-07:00KELAPA SAWIT BOLEH DI TANAM DI HUTAN PRODUKSI
Jakarta (ANTARA News) - Kementrian Kehutanan mempersiapkan Peraturan Menteri yang memperbolehkan penanaman kelapa sawit menjadi bagian dari pembangunan hutan tanaman.
"Peraturan Pemerintah (PP)-nya sudah ada, tinggal peraturan menteri saja. Kita akan segera mengeluarkannya," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Produksi Kehutanan (BPK) Kementrian Kehutanan, Hadi Daryanto, di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, Permenhut yang mengatur tentang tata laksana usaha perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan ini diharapkan dapat menekan kerusakan.
Hadi menambahkan Permen itu merujuk PP yang memperbolehkan dimasukkannya perkebunan sawit sebagai bagian dari usaha sektor kehutanan, namun, bukan berarti akan menarik kewenangan Kementerian Pertanian di sektor tersebut.
"Melalui peraturan ini diharapkan investasi di kelapa sawit tidak akan mengorbankan kawasan hutan, namun tetap berjalan," katanya.
Dia mencontohkan kebijakan negara tetangga Malaysia yang memasukkan system pengelolaan perkebunan kelapa sawit sebagai bagian dari kegiatan sector kehutanan. Bahkan organisasi dunia Food and Agriculture Organization (FAO) mendifinisikan pengelolaan perkebunan kelapa sawit sebagai bagian dari kegiatan di kawasan hutan.
"Ketentuan ini akan mendorong dan menaikkan investasi di sektor kehutanan. Namun kalau Badan Pusat Statistik (BPS) memasukkan kelapa sawit dalam subsektor pertanian tidak masalah," katanya.
Menurut dia, sangat bodoh jika pemerintah Indonesia menggunakan dikotomi atau membedakan antara perkebunan dan kehutanan. Apalagi diatur perundang-undangan, seperti UU 41 tahun 1999 tentang kehutanan dan peraturan seperti PP 6 tahun 2007 memperbolehkan penanaman pohon perkebunan dalam kawasan hutan tanaman.
"Dalam peraturan tersebut dikatakan, tanaman berbagai jenis bisa dimasukkan dalam sektor kehutanan."
Apabila sektor perkebunan kelapa sawit masuk menjadi bagian kegiatan kehutanan, lanjutnya, akan ada HTI mozaik yang tidak hanya berisi tanaman keras di seluruh hamparan, tetapi juga ada tanaman kelapa sawit.
"Jika masuk kebun maka semua sawit, tapi di kehutanan ada mozaik, 70 persen tanaman pokok, 25 persen tanaman kehidupan dan 5 persen tanaman pangan," katanya.
Menurut dia, izin yang diberikan untuk perkebunan sawit di hutan produksi nantinya bukan berupa hak guna usaha (HGU), karena dengan HGU seperti menjadi milik pribadi, sehingga investor akan melakukan efisiensi sehingga semua ruang akan ditanami sawit.
Ia mencontohkan, di kehutanan ada Hutan Tanaman Industri (HTI) yang lebih bagus dari segi lingkungan karena ada zoning. Ketentuan ini akan diberlakukan untuk investasi kelapa sawit yang baru dan kepada regenerasi dari investasi yang sudah jalan.
"Aturan ini susah diterakan untuk hutan tanaman yang sudah jalan. Pada waktunya nanti, regenerasi baru akan diberlakukan," katanya. (A027/K004)PRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-62466007530253364822011-12-19T20:23:00.000-08:002012-08-30T19:24:19.288-07:00PERKEMBANGAN TERBARU KELAPA SAWIT BLITARperkembangan terbaru...mop negatif di beberapa kalangan mahasiswa.. yang mengatakan bahwa tanaman kelapa sawit di jawa timur dalam hal ini Blitar hanya bisa berbuah pada fase buah pasir saja setelahnya tidak bisa berbuah itu "TIDAK BENAR"/ SALAH. salah satu utusan dari "MAKSI" (Masyarakat Perkelapa Sawitan Indinesia) A. Syhab Fahmil QRM, S.TP telah menmbuktikan datang di Kami KOPERASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT di Kec. Binangun Kab. Blitar Jawa Timur. ternyata Kelapa Sawit yang Perawatan setandar buah sangat luar biasa.PRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-60896519248731646112011-12-19T19:25:00.000-08:002011-12-19T19:25:26.903-08:00PRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-43415105394384900312011-12-19T18:56:00.001-08:002011-12-19T18:56:41.483-08:00PROSPEK KELAPA SAWITVIVAnews - Selama ini potensi kelapa sawit cenderung digunakan untuk mendukung industri berteknologi besar. Padahal, potensi lain dari kelapa sawit bisa dimanfaatkan untuk keperluan di luar teknologi.<br /><br />Misalnya dari struktur batang, dapat menjadi balok kayu untuk furnitur. Lalu, serabutnya dapat diolah dan dijadikan plastik yang ramah lingkungan. Temuan ini merupakan hasil pengembangan riset dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPSK). PPSK, yang terletak di Medan ini, telah ditetapkan oleh Menteri Riset dan Teknologi sebagai Pusat Unggulan Iptek dalam Keputusan Menristek Nomor 314/M/Kp/XII/2011.<br /><br />"Pusat Unggulan Iptek ini merupakan strategi untuk penguatan Sistem inovasi nasional (SINas)," ujar Menristek, Gusti Muhammad Hatta dalam Penandatanganan Master Plan Pengembangan Pusat Unggulan Iptek di BPPT, Jakarta, Senin, 19 Desember 2011.<br /><br />Menurut Direktur PPKS, Wicaksana, sebagai pusat unggulan, pihaknya memfokuskan pada riset yang memberi nilai manfaat bagi masyarakat. Khususnya, bagi petani kelapa sawit. Beberapa program yang dijalankan terakomodasi dalam Prowita (Program Sawit untuk Rakyat).<br /><br />Yaitu, memberikan diskon 10 persen pembelian bibit sawit kepada petani sawit. Ada juga riset khusus yang melibatkan petani, maupun penelitian demografi.<br /><br />"Kami juga telah menemukan varietas kelapa sawit baru hasil perkawinan yang punya kandungan Betakarotin 2000, akan kami kembangkan beberapa tahun ke depan," kata Wicaksana.<br /><br />PPKS juga mengembangkan energi alternatif, yakni memanfaatkan kotoran sapi yang dikonversi menjadi gas untuk kompor. "Di sekitar perkebunan, kita buat kandang sapi yang kita kelola, makanannya dari sekitar kelapa sawit, ada 120-an sapi di sini," ujar Wicak.<br /><br />Menurutnya, pusat unggulan sawit ini dapat lebih dikembangkan untuk pengembangan yang memberi manfaat kepada masyarakat. Ia bersama timnya juga siap memenuhi undangan untuk memberikan pelatihan bagi patani sawit di seluruh Indonesia. PPKS ini merupakan anak perusahaan dari BUMN, PT Perkebunan Nusantara (PTPN). (adi)<br />• VIVAnewsPRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-69039842388010357712011-12-19T18:52:00.000-08:002011-12-19T18:52:22.346-08:00PRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-59125863487634930722011-12-19T18:49:00.000-08:002011-12-19T18:49:29.406-08:00PRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-47178682500340993862011-12-13T19:28:00.000-08:002011-12-13T19:32:18.023-08:00pemupukansetelah melalui uji lab. di sukofindo teryata tanaman kelapa sawit yang ada di blitar selatan sangat kekurangan 1. zeng 2. organik 3. kalium dan harus dipenuhi pupunya secara berkala (Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat "JAYA MAKMUR" Binangun-Blitar)PRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-83448666019053733352011-12-08T17:44:00.001-08:002011-12-08T17:45:37.248-08:00PEMBAHARUANKOPERASI SERBA USAHA
“SAWIT JAYA MAKMUR”
Alamat : Jalan M. Tamrin. 03 Desa. Binangun Kab. Blitar
Telp. (0342) 351443 Email : sawitjayamakmur@yahoo.co.id
Badan Hukum : 33/363/BH/X
SUSUNAN PENGURUS
KETUA 1. : JUWARIAH, S.Kes.
2. :
SEKRETASIS 1. : SUGIONO, S.Pd
2. : PRIANTO, S.Pd
BENDAHARA 1. : Drs. BONARI
2. : SUNARTO
TRAKSI 1. : NURBAYIN
2. : TUKIRIN
BADAN PENGAWAS 1. : SUJADI
2. : BUDI KUSUMAPRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-86303333230236004022011-12-08T17:38:00.000-08:002011-12-08T17:39:46.738-08:00PRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-58243786182369882492011-10-13T19:01:00.000-07:002011-10-13T19:02:34.651-07:00pembayaran panen tiap tanggal 10.....................panen tiab tgl 1,2 dan tangggal 15,16PRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-10115147333833666862011-09-09T20:23:00.001-07:002011-09-09T20:25:48.291-07:00BUDI DAYA KELAPA SAWITSejarah Perkembangan Tanaman Kelapa Sawit di Indonesia<br /><br />Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) berasal dari Afrika barat, merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848. Saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang ditanam di Kebun Raya bogor (Botanical Garden) Bogor, dua berasal dari Bourbon (Mauritius) dan dua lainnya dari Hortus Botanicus, Amsterdam (Belanda). Awalnya tanaman kelapa sawit dibudidayakan sebagai tanaman hias, sedangkan pembudidayaan tanaman untuk tujuan komersial baru dimulai pada tahun 1911.<br /><br />Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet (orang Belgia ), kemudian budidaya yang dilakukannya diikuti oleh K.Schadt yang menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 Ha.<br /><br />Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit maju pesat sampai bisa menggeser dominasi ekspor Negara Afrika waktu itu. Memasuki masa pendudukan Jepang, perkembangan kelapa sawit mengalami kemunduran. Lahan perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16% dari total luas lahan yang ada sehingga produksi minyak sawitpun di Indonesia hanya mencapai 56.000 ton pada tahun 1948 / 1949, pada hal pada tahun 1940 Indonesia mengekspor 250.000 ton minyak sawit.<br /><br />Pada tahun 1957, setelah Belanda dan Jepang meninggalkan Indonesia, pemerintah mengambil alih perkebunan (dengan alasan politik dan keamanan). Untuk mengamankan jalannya produksi, pemerintah meletakkan perwira militer di setiap jenjang manejemen perkebunan. Pemerintah juga membentuk BUMIL (Buruh Militer) yang merupakan kerja sama antara buruh perkebunan dan militer. Perubahan manejemen dalam perkebunan dan kondisi social politik serta keamanan dalam negeri yang tidak kondusif, menyebabkan produksi kelapa sawit menurun dan posisi Indonesia sebagai pemasok minyak sawit dunia terbesar tergeser oleh Malaysia.<br /><br />Pada masa pemerintahan Orde Baru, pembangunan perkebunan diarahkan dalam rangka menciptakan kesempatan keja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sektor penghasil devisa Negara. Pemerintah terus mendorong pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Sampai pada tahun 1980, luas lahan mencapai 294.560 Ha dengan produksi CPO (Crude Palm Oil) sebesar 721.172 ton. Sejak itu lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat terutama perkebunan rakyat. Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah yang melaksanakan program Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan (PIR – BUN).<br /><br />Luas areal tanaman kelapa sawit terus berkembang dengan pesat di Indonesia. Hal ini menunjukkan meningkatnya permintaan akan produk olahannya. Ekspor minyak sawit (CPO) Indonesia antara lain ke Belanda, India, Cina, Malaysia dan Jerman, sedangkan untuk produk minyak inti sawit (PKO) lebih banyak diekspor ke Belanda, Amerika Serikat dan Brasil.<br />Manfaat dan Keunggulan Tanaman Kelapa Sawit<br /><br />Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga dapat diolah menjadi bahan baku minyak alkohol, sabun, lilin, dan industri kosmetika. Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos. Tandan kosong dapat dimanfaatkan untuk mulsa tanaman kelapa sawit, sebagai bahan baku pembuatan pulp dan pelarut organik, dan tempurung kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan pembuatan arang aktif.<br /><br />Kelapa sawit mempunyai produktivitas lebih tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya (seperti kacang kedele, kacang tanah dan lain-lain), sehingga harga produksi menjadi lebih ringan. Masa produksi kelapa sawit yang cukup panjang (22 tahun) juga akan turut mempengaruhi ringannya biaya produksi yang dikeluarkan oleh pengusaha kelapa sawit. Kelapa sawit juga merupakan tanaman yang paling tahan hama dan penyakit dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Jika dilihat dari konsumsi per kapita minyak nabati dunia mencapai angka rata-rata 25 kg / th setiap orangnya, kebutuhan ini akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan meningkatnya konsimsi per kapita.<br />Peranan Kelapa Sawit dalam Perekonomian Indonesia<br /><br />Dalam perekonomian Indonesia, kelapa sawit (dalam hal ini minyaknya) mempunyai peran yang cukup strategis, karena : (1) Minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng, sehingga pasokan yang kontinyu ikut menjaga kestabilan harga dari minyak goreng tersebut. Ini penting sebab minyak goreng merupakan salah satu dari 9 bahan pokok kebutuhan masyarakat sehinga harganya harus terjangkau oleh seluruh lapisan masarakat. (2) Sebagai salah satu komoditas pertanian andalan ekspor non migas, komoditi ini mempunyai prospek yang baik sebagai sumber dalam perolehan devisa maupun pajak. (3) Dalam proses produksi maupun pengolahan juga mampu menciptakan kesempatan kerja dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.<br />Sampai pertengahan tahun 1970 an minyak kelapa merupakan pemasok utama dalam kebutuhan minyak nabati dalam negeri. Baik minyak goreng maupun industri pangan lainnya lebih banyak menggunakan minyak kelapa dari pada minyak sawit. Produksi kelapa yang cenderung menurun selam 20 tahun terakhir ini menyebabkan pasokannya tidak terjamin, sehingga timbul krisis minyak kelapa pada awal tahun 1970. Di sisi lain, produksi minyak kelapa sawit cenderung meningkat sehingga kedudukan minyak kelapa digantikan oleh kelapa sawit, terutama dalam industri minyak goreng. Dari segi perolehan devisa, selama beberapa tahun terkhir ini kondisinya kurang baik. Volume ekspor selama dekade terakhir ini memang selalu meningkat, akan tetapi peningkatannya tidak selalu diikuti oleh peningkatan dalam nilainya. Hal ini terjdi karena adanya fluktuasi harga di pasaran Internasional.<br />Ciri-ciri Fisiologi Kelapa Sawit<br /><br />Daun<br /><br />Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk. Daun berwarna hijau tua dan pelapah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam.<br /><br />Batang<br /><br />Batang tanaman kelapa sawit diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa.<br />Akar<br /><br />Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.<br /><br />Bunga<br /><br />Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.<br /><br />Buah<br /><br />Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah.<br /><br />Buah terdiri dari tiga lapisan:<br /><br />a) Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.<br /><br />b) Mesoskarp, serabut buah<br /><br />c) Endoskarp, cangkang pelindung inti<br /><br />Inti sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.<br />BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT<br />Persyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit<br /><br />Daerah pengembangan tanaman kelapa sawit yang sesuai berada pada 15 °LU-15 °LS. Ketinggian pertanaman kelapa sawit yang ideal berkisar antara 1-500 m dpl. Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm. Temperatur optimal 24-280C. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan. Kelembaban optimum yang ideal sekitar 80-90 %. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol. Nilai pH yang optimum adalah 5,0–5,5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan solum yang dalam tanpa lapisan padas. Kondisi topografi pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15o.<br />Penyediaan benih<br />1) Diperoleh Sumber Benih Kelapa Sawit<br /><br />Sumber benih yang baik dapat diperoleh dari balai-balai penelitian kelapa sawit, terutama oleh Marihat Research Station dan Balai Penelitian Perkebunan Medan (RISPA). Dalam penyediaan benih kelapa sawit, balai-balai penelitian tersebut mempunyai kebun induk yang baik dan terjamin dengan pohon induk tipe Delidura dan pohon bapak tipe Pisifera terpilih.<br /><br />2) Penyediaan benih sendiri<br /><br />Untuk memperoleh buah / benih yang baik, penyerbukan yang terjadi pada bunga betina dari pohon induk harus dilakukan secara terkontrol. Untuk maksud tersebut, penyerbukan harus dilaksanakan secara buatan. Dalam penyerbukan secara buatan, pohon induk untuk bunga betina yang digunakan adalah tipe Dura atau Delidura terpilih seperti terdapat di Marihat research Station, sedangkan sebagai pohon induk bunga jantan digunakan tipe Pisifera yang juga tersedia di Marihat Research Station. Penyerbukan buatan diawali dengan penyediaan serbuk sari. Beberapa saat sebelum bunga matang, bunga jantan dari pohon induk terpilih dibungkus dengan kantung plastik transparan. Setelah bunga jantan tersebut matang, lalu dipotong dan dibawa ke laboratorium untuk dipisahkan dari tandannya, kemudian diangin-anginkan. Serbuk sari ini dimasukkan ke dalam tube dengan mencampurkan 0,25 gram serbuk sari dengan 1 gram talk. Tube yang telah berisi serbuk sari dimasukkan ke dalam sebuah botol kemudian divakumkan. Sambil menunggu saat penggunaannya botol serbuk sari harus disimpan di dalam almari pendingin (freezer). Pada pohon induk untuk bunga betina terpilih, tandan bunga betina ditutup dengan kantung plastik transparan dan diberi label. Amati bunga sampai mencapai tingkat matang reseptif. Ciri-ciri bunga betina yang telah matang adalah : warna kepala putik menjadi kemerah-merahan dan telah terbuka dan berlendir. Setelah bunga betina reseptif, serbukilah dengan serbuk sari yang telah disiapkan. Satu tube campuran serbuk sari (0,25 gram serbuk sari + 1 gram talk) cukup untuk menyerbuki satu tandan bunga betina. Bunga betina yang telah diserbuki diberi label dan ditutup dengan plastik transparan. Empat hari kemudian penutup dibuka dan tandan bunga betina dibiarkan untuk pertumbuhannya lebih lanjut. Setelah 6 bulan, tandan buah umumnya telah masak. Panen buah dan benih dilakukan bila pada satu tandan telah terdapat paling sedikit satu buah telah lepas dari tandannya.<br />Pengecambahan benih kelapa sawit<br /><br />1) Tangkai tandan buah dilepaskan dari spikeletnya.<br /><br />2) Tandan buah diperam selama tiga hari dan sekali-kali disiram air. Pisahkan buah dari tandannya dan peram lagi selama 3 hari.<br /><br />3) Masukkan buah ke mesin pengaduk untuk memisahkan daging buah dari biji. Cuci biji dengan air dan masukkan ke dalam larutan Dithane M-45 0,2% selama 3 menit. Keringanginkan dan seleksi untuk memberoleh biji yang berukuran seragam. Semua benih disimpan di dalam ruangan bersuhu 22 derajat C dan kelembaban 60-70% sebelum dikecambahkan.<br /><br />4) Untuk mengecambahkan benih, dilakukan perendaman terlebih dahulu. Benih direndam dalam ember berisi air bersih selama 5 hari dan setiap hari air harus diganti dengan air yang baru.<br /><br />5) Setelah benih direndam, benih diangkat dan dikering anginkan di tempat teduh selama 24 jam dengan menghamparkannya setebal satu lapis biji saja. Kadar air dalam biji harus diusahakan agar tetap sebesar 17 %.<br /><br />6) Selanjutnya benih disimpan di dalam kantong plastik berukuran panjang 65 cm yang dapat memuat sekitar 500 sampai 700 benih. Kantong plastik ditutup rapat-rapat dengan melipat ujungnya dan merekatnya. Simpanlah kantong-kantong plastik tersebut dalam peti berukuran 30 x 20 x 10 cm, kemudian letakkan dalam ruang pengecambahan yang suhunya 39 0C.<br />7) Benih diperiksa setiap 3 hari sekali ( 2 kali per minggu ) dengan membuka kantong plastiknya dan semprotlah dengan air (gunakan hand mist sprayer) agar kelembaban sesuai dengan yang diperlukan yaitu antara 21 – 22 % untuk benih Dura dan 28 – 30 % untuk Tenera.<br /><br />8) Setelah melewati masa 80 hari, keluarkan kantong dari peti di ruang pengecambahan dan letakkan di tempat yang dingin. Kandungan air harus diusahakan tetap seperti semula. Dalam beberapa hari benih akan mengeluarkan tunas kecambahnya. Selama 15 – 20 hari kemudian sebagian besar benih telah berkecambah dan siap dipindahkan ke pesemaian perkecambahan (prenursery ataupun nursery). Benih yang tidak berkecambah dalam waktu tersebut di atas sebaiknya tidak digunakan untuk bibit.<br />Pembibitan Kelapa Sawit<br /><br />Lokasi/areal untuk pelaksanaan pembibitan dengan pesyaratan : harus datar dan rata, dekat dengan sumber air, dan letaknya sedapat mungkin di tengah-tengah areal yang akan ditanami dan mudah diawasi. Lahan pembibitan harus diratakan dan dibersihkan dari segala macam gulma dan dilengkapi dengan instalasi penyiraman (misalnya tersedia springkle irrigation), serta dilengkapi dengan jalan-jalan dan parit-parit drainase. Luas kompleks pembibitan harus sesuai dengan kebutuhan.<br /><br />Terdapat dua teknik pembibitan yaitu: (a) cara langsung tanpa dederan dan (b) cara tak langsung dengan 2 tahap (double stages system), yaitu melalui dederan/pembibitan awal (prenursery) selama 3 bulan dan pembibitan utama(nursery)selama 9 bulan.<br /><br />a) Cara langsung<br /><br />Kecambah langsung ditanam di dalam polibag ukuran besar seperti pada cara pembibitan. Cara ini menghemat tenaga dan biaya.<br /><br />(b) Cara tak langsung<br /><br />Cara tak langsung dilakukan dengan 2 tahap (double stages system), yaitu melalui dederan/pembibitan awal (prenursery) selama 3 bulan dan persemaian bibit(nursery)selama 9 bulan.<br /><br />Tahap pendederan (prenursery)<br /><br />Benih yang sudah berkecambah di deder dalam polybag kecil, kemudia diletakkan pada bedengan-bedengan yang lebarnya 120 cm dan panjang bedengan secukupnya.<br /><br />Ukuran polybag yng digunakan adalah 12 x 23 cm atau 15 x 23 cm (lay flat).<br /><br />Polybag diisi dengan 1,5 – 2,0 kg tanah atas yang telah diayak. Tiap polybag diberi lubang untuk drainase.<br /><br />Kecambah ditanam sedalam ± 2 cm dari permukaan tanah dan berjarak 2 cm.<br /><br />Setelah bibit dederan yang berada di prenursery telah berumur 3 – 4 bulan dan berdaun 4 – 5 helai, bibit dederan sudah dapat dipindahkan ke pesemaian bibit (nursery).<br /><br />Keadaan tanah di polybag harus selalu dijaga agar tetap lembab tapi tidak becek. Pemberian air pada lapisan atas tanah polybag dapt menjaga kelembaban yang dibutuhkan oleh bibit.<br /><br />Penyiraman dengan sistem springkel irrigation sangat membantu dalam usaha memperoleh kelembaban yang diinginkan dan dapat melindungi bibit terhadap kerusakan karena siraman.<br /><br />Pesemaian bibit (nursery)<br /><br />Untuk penanaman bibit pindahan dari dederan dibutuhkan polybag yang lebih besar, berukuran 40 cm x 50 cm atau 45 cm x 60 cm (lay flat), tebal 0,11 mm dan diberi lubang pada bagian bawahnya untuk drainase.<br /><br />Polybag diisi dengan tanah atas yang telah diayak sebanyak 15 – 30 kg per polybag, disesuaikan dengan lamanya bibit yang akan dipelihara (sebelum dipindahkan) dipesemaian bibit.<br /><br />Bibit dederan ditanam sedemikian rupa sehingga leher akar berada pada permukaan tanah polybag besar dan tanahsekitar bibit dipadatkan agar bibit berdiri tegak. Bibit pada polybag besar kemudian disusun di atas lahan yang telah diratakan, dibersihkan dan diatur dengan hubungan sistem segitiga sama sisi dengan jarak misalnya 100 cm x 100 cm x 100 cm.<br />Kegiatan pemeliharaan bibit Kelapa Sawit di pembibitan<br /><br />1) Penyiraman; kegiatan penyiraman di pembibitan utama dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Jumlah air yang diperlukan sekitar 9–18 liter per minggu untuk setiap bibit.<br /><br />2) Pemupukan; untuk pemupukan dapat digunakan berupa pupuk tunggal atau pupuk majemuk (N,P,K dan Mg) dengan komposisi 15:15:6:4 atau 12:12:7:2.<br /><br />3) Seleksi bibit; seleksi dilakukan sebanyak tiga kali. Seleksi pertama dilakukan pada waktu pemindahan bibit ke pembibitan utama. Seleksi kedua dilakukan setelah bibit berumur empat bulan di pembibitan utama. Seleksi terakhir dilakukan sebelum bibit dipindahkan ke lapangan. Bibit dapat dipindahkan ke lapangan setelah berumur 12-14 bulan. Tanaman yang bentuknya abnormal dibuang, dengan ciri-ciri: a) bibit tumbuh meninggi dan kaku, b) bibit terkulai, c) anak daun tidak membelah sempurna, d) terkena penyakit, e) anak daun tidak sempurna.<br />Penanaman Kelapa Sawit<br /><br />1) Persiapan lahan<br /><br />Tanaman kelapa sawit sering ditanam pada areal / lahan : bekas hutan (bukaan baru, new planting), bekas perkebunan karet atau lainnya ( konversi), bekas tanaman kelapa sawit (bukaan ulangan, replanting).<br /><br />Pembukaan lahan secara mekanis pada areal bukaan baru dan konversi terdiri dari beberapa pekerjaan, yakni: a) menumbang, yaitu memotong pohon besar dan kecil dengan mengusahakan agar tanahnya terlepas dari tanah; b) merumpuk, yaitu mengumpulkan dan menumpuk hasil tebangan untuk memudahkan pembakaran. c) merencek dan membakar, yaitu memotong dahan dan ranting kayu yang telah ditumpuk agar dapat disusun sepadat mungkin, setelah kering lalu dibakar. d) pengolahan tanah secara mekanis.<br /><br />Pembukaan lahan secara mekanis pada tanah bukaan ulangan terdiri dari pekerjaan, yakni: a) pengolahan tanah secara mekanis dengan menggunakan traktor. b) meracun batang pokok kelapa sawit dengan cara membuat lubang sedalam 20 cm pada ketinggian 1 meter pada pokok tua. Lubang diisi dengan Natrium arsenit 20 cc per pokok, kemudian ditutup dengan bekas potongan lubang; c) membongkar, memotong dan membakar. Dua minggu setelah peracunan, batang pokok kelapa sawit dibongkar sampai akarnya dan swetelah kering lalu dibakar; d) pada bukaan ulangan pembersihan bekas-bekas batang harus diperhatikan dengan serius karena sisa batang, akar dan pelepah daun dapat menjadi tempat berkembangnya hama (misalnya kumbang Oryctes) atau penyakit ( misalnya cendawan Ganoderma).<br /><br />2) Pengajiran ( memancang)<br /><br />Maksud pengajiran adalah untuk menentukan tempat yang akan ditanami kelapa sawit sesuai dengann jarak tanam yang dipakai. Ajir harus tepat letaknya, sehingga lurus bila dilihat dari segala arah, kecuali di daerah teras dan kontur. System jarak yang digunakan adalah segitiga sama sisi, dengan jarak 9 m x 9 m x 9 m. Dengan system segi tiga sama sisi ini, pada arah Utara – Selatan tanaman berjarak 8,82 m dan jarak untuk setiap tanaman adalah 9 m. Populasi (kerapatan) tanaman per hektar adalah 143 pohon.<br /><br />3) Pembuatan lubang tanaman<br /><br />Lubang tanaman dibuat beberapa hari sebelum menanam. Ukuran lubang, panjang x lebar x dalam adalah 50 cm x 40 cm x 40 cm. Pada waktu menggali lubang, tanah atas dan bawah dipisahkan, masing-masing di sebelah Utara dan Selatan lubang.<br /><br />4) Menanam<br /><br />Cara menanam bibit yang ada pada polybag, yaitu:<br /><br />- Sediakan bibit yang berasal dari main nursery pada masing-masing lubang tanam yang sudah dibuat.<br /><br />- Siramlah bibit yang ada pada polybag sehari sebelum ditanam agar kelembaban tanah dan persediaan air cukup untuk bibit.<br /><br />- Sebelum penanaman dilakukan pupuklah dasar lubang dengan menaburkan secara merata pupuk fosfat seperti Agrophos dan Rock Phosphate sebanyak 250 gram per lubang.<br /><br />- Buatlah keratin vertical pada sisi polybag dan lepaskan polybag dari bibit dengan hati-hati, kemudian masukkan ke dalam lubang.<br /><br />- Timbunlah bibit dengan tanah galian bagian atas (top soil) dengan memasukkan tanah ke sekeliling bibit secara berangsur-angsur dan padatkan dengan tangan agar bibit dapat berdiri tegak.<br /><br />- Penanaman bibit harus diatur sedemikian rupa sehingga permukaan tanah polybag sama ratanya dengan permukaan lubang yang selesai ditimbun, dengan demikian bila hujan, lubang tidak akan tergenang air.<br /><br />- Pemberian mulsa sekitar tempat tanam bibit sangat dianjurkan.<br /><br />- Saat menanam yang tepat adalah pada awal musim hujan.<br />Pemeliharaan tanaman kelapa sawit<br /><br />a. Penyulaman<br /><br />- Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tumbuh kurang baik.<br /><br />- Saat menyulam yang baik adalah pada musim hujan.<br /><br />- Bibit yang digunakan harus seumur dengan tanaman yang disulam yaitu bibit berumur 10 – 14 bulan.<br /><br />- Banyaknya sulaman biasanya sekitar 3 – 5 % setiap hektarnya.<br /><br />- Cara melaksanakan penyulaman sama dengan cara menanam bibit.<br /><br />b. Penanaman tanaman penutup tanah<br /><br />- Tanaman penutup tanah (tanaman kacangan, Legume Cover Crop atau LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi dan mempertahankan kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma.<br /><br />- Penanaman tanaman kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.<br /><br />- Jenis-jenis tanaman kacangan yang umum di perkebunan kelapa sawit adalh Centrosema pubescens, Colopogonium mucunoides dan Pueraria javanica.<br /><br />- Biasanya penanaman tanaman kacangan ini dilakukan tercampur (tidak hanya satu jenis).<br /><br />c. Membentuk piringan (bokoran, circle weeding)<br /><br />- Piringan di sekitar pokok (pohon kelapa sawit) harus tetap bersih. Oleh karena itu tanah di sekitar pokok dengan jari-jari 1 – 2 meter dari pokok harus selalu bersih dan gulma yang tumbuh harus dibabat, disemprot dengan herbisida.<br /><br />d. Pemupukan<br /><br />- Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk N,P,K,Mg dan B (Urea, TSP, Kcl, Kiserit dan Borax).<br /><br />- Pemupukan ekstra dengan pupuk Borax pada tanaman muda sangat penting, karena kekurangan Borax (Boron deficiency) yang berat dapat mematikan tanaman kelapa sawit.<br /><br />- Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan anjuran Balai Penelitian untuk TBM (Tanaman Belum Menghasilkan).<br /><br />- Untuk tanaman menghasilkan dosis yang digunakan berdasarkan analisis daun.<br /><br />- Dosis pemupukan tergantung pada umur tanaman.<br /><br />- Contoh dosis pemupukan pada tanaman yang sudah menghasilkan adalah sebagai berikut :<br /><br />Urea : 2,0 – 2,5 kg/ph/th → diberikan 2 x aplikasi<br /><br />KCl : 2,5 – 3,0 kg/ph/th → diberikan 2 x aplikasi<br /><br />Kiserit : 1,0 – 1,5 kg/ph/th → diberikan 2 x aplikasi<br /><br />TSP : 0,75 – 1,0 kg/ph/th → diberikan 1 x aplikasi<br /><br />Borax : 0,05 – 0,1 kg/ph/th → diberikan 2 x aplikasi<br /><br />Untuk tanaman yang belum menghasilkan, yang berumur 0 – 3 tahun, dosis pemupukan per pohon per tahunnya adalah sebagai berikut :<br /><br />Urea : 0,40 – 0,60 kg<br /><br />TSP : 0,25 – 0,30 kg<br /><br />KCl : 0,20 – 0,50 kg<br /><br />Kiserit : 0,10 – 0,20 kg<br /><br />Borax : 0,02 – 0,05 kg<br /><br />- Pada tanaman belum menghasilkan pupuk N,P,K,Mg,B ditaburkan merata dalam piringan mulai jarak 20 cm dari pokok sampai ujung tajuk daun.<br /><br />- Pada tanaman yang sudah menghasilkan: pupuk N ditaburkan merata mulai jarak 50 cm dari pokok sampai di pinggir luar piringan. Pupuk P,K dan Mg harus ditaburkan merata pada jarak 1 – 3 meter dari pokok. Pupuk B ditaburkan merata pada jarak 30 – 50 cm dari pokok.<br /><br />- Waktu pemberian pupuk sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan (September – Oktober), untuk pemupukan yang pertama dan paada akhir musim hujan (Maret – April) untuk pemupukan yang kedua.<br /><br />e. Pemangkasan daun<br /><br />Maksud pemangkasan daun adalah untuk memperoleh pokok yang bersih, jumlah daun yang optimal dalam satu pohon dan memudahkan panenan. Memangkas daun dilaksanakan sesuai dengan umur / tingkat pertumbuhan tanaman.<br /><br />Macam-macam pemangkasan :<br /><br />- Pemangkasan pasir, yaitu pemangkasan yang dilakukan terhadap tanaman yang berumur 16 – 20 bulan dengan maksud untuk membuang daun-daun kering dan buah-buah pertama yang busuk. Alat yang digunakan adalah jenis linggis bermata lebar dan tajam yang disebut dodos.<br /><br />- Pemangkasan produksi, yaitu pemangkasan yang dilakukan pada umur 20 – 28 bulan dengan memotong daun-daun tertentu sebagai persiapan pelaksanaan panen. Daun yang dipangkas dalah songgo dua (yaitu daun yang tumbuhnya saling menumpuk satu sama lain), juga buah-buah yang busuk. Alat yang digunakan adalah dodos seperti pada pemangkasan pasir.<br /><br />- Pemangkasan pemeliharaan, adalah pemangkasan yang dilakukan setelah tanaman berproduksi dengan maksud membuang daun-daun songgo dua sehingga setiap saat pada pokok hanya terdapat daun sejumlah 28 – 54 helai. Sisa daun pada pemangkasan ini harus sependek mungkin (mepet), agar tidak mengganggu dalam pelaksanaan panenan.<br />Hama dan Penyakit Kelapa Sawit<br /><br />Hama<br /><br />a. Hama Tungau<br /><br />Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian: Semprot Pestona atau Natural BVR.<br /><br />b. Ulat Setora<br /><br />Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona.<br /><br />Penyakit<br /><br />a. Root Blast<br /><br />Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian diserang akar. Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO.<br /><br />b. Garis Kuning<br /><br />Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun. Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO semenjak awal.<br /><br />c. Dry Basal Rot<br /><br />Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang. Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering. Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.<br /><br />Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki .<br />Panen<br /><br />Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah berumur 2,5 tahun dan proses pemasakan buah berkisar 5 - 6 bulan setelah terjadinya penyerbukan. Buah kelapa sawit dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon kelapa sawit rata-rata terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan buah matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.PRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-19531571789533517772011-09-09T20:23:00.000-07:002011-09-09T20:25:41.497-07:00BUDI DAYA KELAPA SAWITSejarah Perkembangan Tanaman Kelapa Sawit di Indonesia<br /><br />Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) berasal dari Afrika barat, merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848. Saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang ditanam di Kebun Raya bogor (Botanical Garden) Bogor, dua berasal dari Bourbon (Mauritius) dan dua lainnya dari Hortus Botanicus, Amsterdam (Belanda). Awalnya tanaman kelapa sawit dibudidayakan sebagai tanaman hias, sedangkan pembudidayaan tanaman untuk tujuan komersial baru dimulai pada tahun 1911.<br /><br />Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet (orang Belgia ), kemudian budidaya yang dilakukannya diikuti oleh K.Schadt yang menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 Ha.<br /><br />Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit maju pesat sampai bisa menggeser dominasi ekspor Negara Afrika waktu itu. Memasuki masa pendudukan Jepang, perkembangan kelapa sawit mengalami kemunduran. Lahan perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16% dari total luas lahan yang ada sehingga produksi minyak sawitpun di Indonesia hanya mencapai 56.000 ton pada tahun 1948 / 1949, pada hal pada tahun 1940 Indonesia mengekspor 250.000 ton minyak sawit.<br /><br />Pada tahun 1957, setelah Belanda dan Jepang meninggalkan Indonesia, pemerintah mengambil alih perkebunan (dengan alasan politik dan keamanan). Untuk mengamankan jalannya produksi, pemerintah meletakkan perwira militer di setiap jenjang manejemen perkebunan. Pemerintah juga membentuk BUMIL (Buruh Militer) yang merupakan kerja sama antara buruh perkebunan dan militer. Perubahan manejemen dalam perkebunan dan kondisi social politik serta keamanan dalam negeri yang tidak kondusif, menyebabkan produksi kelapa sawit menurun dan posisi Indonesia sebagai pemasok minyak sawit dunia terbesar tergeser oleh Malaysia.<br /><br />Pada masa pemerintahan Orde Baru, pembangunan perkebunan diarahkan dalam rangka menciptakan kesempatan keja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sektor penghasil devisa Negara. Pemerintah terus mendorong pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Sampai pada tahun 1980, luas lahan mencapai 294.560 Ha dengan produksi CPO (Crude Palm Oil) sebesar 721.172 ton. Sejak itu lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat terutama perkebunan rakyat. Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah yang melaksanakan program Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan (PIR – BUN).<br /><br />Luas areal tanaman kelapa sawit terus berkembang dengan pesat di Indonesia. Hal ini menunjukkan meningkatnya permintaan akan produk olahannya. Ekspor minyak sawit (CPO) Indonesia antara lain ke Belanda, India, Cina, Malaysia dan Jerman, sedangkan untuk produk minyak inti sawit (PKO) lebih banyak diekspor ke Belanda, Amerika Serikat dan Brasil.<br />Manfaat dan Keunggulan Tanaman Kelapa Sawit<br /><br />Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga dapat diolah menjadi bahan baku minyak alkohol, sabun, lilin, dan industri kosmetika. Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos. Tandan kosong dapat dimanfaatkan untuk mulsa tanaman kelapa sawit, sebagai bahan baku pembuatan pulp dan pelarut organik, dan tempurung kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan pembuatan arang aktif.<br /><br />Kelapa sawit mempunyai produktivitas lebih tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya (seperti kacang kedele, kacang tanah dan lain-lain), sehingga harga produksi menjadi lebih ringan. Masa produksi kelapa sawit yang cukup panjang (22 tahun) juga akan turut mempengaruhi ringannya biaya produksi yang dikeluarkan oleh pengusaha kelapa sawit. Kelapa sawit juga merupakan tanaman yang paling tahan hama dan penyakit dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Jika dilihat dari konsumsi per kapita minyak nabati dunia mencapai angka rata-rata 25 kg / th setiap orangnya, kebutuhan ini akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan meningkatnya konsimsi per kapita.<br />Peranan Kelapa Sawit dalam Perekonomian Indonesia<br /><br />Dalam perekonomian Indonesia, kelapa sawit (dalam hal ini minyaknya) mempunyai peran yang cukup strategis, karena : (1) Minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng, sehingga pasokan yang kontinyu ikut menjaga kestabilan harga dari minyak goreng tersebut. Ini penting sebab minyak goreng merupakan salah satu dari 9 bahan pokok kebutuhan masyarakat sehinga harganya harus terjangkau oleh seluruh lapisan masarakat. (2) Sebagai salah satu komoditas pertanian andalan ekspor non migas, komoditi ini mempunyai prospek yang baik sebagai sumber dalam perolehan devisa maupun pajak. (3) Dalam proses produksi maupun pengolahan juga mampu menciptakan kesempatan kerja dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.<br />Sampai pertengahan tahun 1970 an minyak kelapa merupakan pemasok utama dalam kebutuhan minyak nabati dalam negeri. Baik minyak goreng maupun industri pangan lainnya lebih banyak menggunakan minyak kelapa dari pada minyak sawit. Produksi kelapa yang cenderung menurun selam 20 tahun terakhir ini menyebabkan pasokannya tidak terjamin, sehingga timbul krisis minyak kelapa pada awal tahun 1970. Di sisi lain, produksi minyak kelapa sawit cenderung meningkat sehingga kedudukan minyak kelapa digantikan oleh kelapa sawit, terutama dalam industri minyak goreng. Dari segi perolehan devisa, selama beberapa tahun terkhir ini kondisinya kurang baik. Volume ekspor selama dekade terakhir ini memang selalu meningkat, akan tetapi peningkatannya tidak selalu diikuti oleh peningkatan dalam nilainya. Hal ini terjdi karena adanya fluktuasi harga di pasaran Internasional.<br />Ciri-ciri Fisiologi Kelapa Sawit<br /><br />Daun<br /><br />Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk. Daun berwarna hijau tua dan pelapah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam.<br /><br />Batang<br /><br />Batang tanaman kelapa sawit diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa.<br />Akar<br /><br />Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.<br /><br />Bunga<br /><br />Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.<br /><br />Buah<br /><br />Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah.<br /><br />Buah terdiri dari tiga lapisan:<br /><br />a) Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.<br /><br />b) Mesoskarp, serabut buah<br /><br />c) Endoskarp, cangkang pelindung inti<br /><br />Inti sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.<br />BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT<br />Persyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit<br /><br />Daerah pengembangan tanaman kelapa sawit yang sesuai berada pada 15 °LU-15 °LS. Ketinggian pertanaman kelapa sawit yang ideal berkisar antara 1-500 m dpl. Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm. Temperatur optimal 24-280C. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan. Kelembaban optimum yang ideal sekitar 80-90 %. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol. Nilai pH yang optimum adalah 5,0–5,5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan solum yang dalam tanpa lapisan padas. Kondisi topografi pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15o.<br />Penyediaan benih<br />1) Diperoleh Sumber Benih Kelapa Sawit<br /><br />Sumber benih yang baik dapat diperoleh dari balai-balai penelitian kelapa sawit, terutama oleh Marihat Research Station dan Balai Penelitian Perkebunan Medan (RISPA). Dalam penyediaan benih kelapa sawit, balai-balai penelitian tersebut mempunyai kebun induk yang baik dan terjamin dengan pohon induk tipe Delidura dan pohon bapak tipe Pisifera terpilih.<br /><br />2) Penyediaan benih sendiri<br /><br />Untuk memperoleh buah / benih yang baik, penyerbukan yang terjadi pada bunga betina dari pohon induk harus dilakukan secara terkontrol. Untuk maksud tersebut, penyerbukan harus dilaksanakan secara buatan. Dalam penyerbukan secara buatan, pohon induk untuk bunga betina yang digunakan adalah tipe Dura atau Delidura terpilih seperti terdapat di Marihat research Station, sedangkan sebagai pohon induk bunga jantan digunakan tipe Pisifera yang juga tersedia di Marihat Research Station. Penyerbukan buatan diawali dengan penyediaan serbuk sari. Beberapa saat sebelum bunga matang, bunga jantan dari pohon induk terpilih dibungkus dengan kantung plastik transparan. Setelah bunga jantan tersebut matang, lalu dipotong dan dibawa ke laboratorium untuk dipisahkan dari tandannya, kemudian diangin-anginkan. Serbuk sari ini dimasukkan ke dalam tube dengan mencampurkan 0,25 gram serbuk sari dengan 1 gram talk. Tube yang telah berisi serbuk sari dimasukkan ke dalam sebuah botol kemudian divakumkan. Sambil menunggu saat penggunaannya botol serbuk sari harus disimpan di dalam almari pendingin (freezer). Pada pohon induk untuk bunga betina terpilih, tandan bunga betina ditutup dengan kantung plastik transparan dan diberi label. Amati bunga sampai mencapai tingkat matang reseptif. Ciri-ciri bunga betina yang telah matang adalah : warna kepala putik menjadi kemerah-merahan dan telah terbuka dan berlendir. Setelah bunga betina reseptif, serbukilah dengan serbuk sari yang telah disiapkan. Satu tube campuran serbuk sari (0,25 gram serbuk sari + 1 gram talk) cukup untuk menyerbuki satu tandan bunga betina. Bunga betina yang telah diserbuki diberi label dan ditutup dengan plastik transparan. Empat hari kemudian penutup dibuka dan tandan bunga betina dibiarkan untuk pertumbuhannya lebih lanjut. Setelah 6 bulan, tandan buah umumnya telah masak. Panen buah dan benih dilakukan bila pada satu tandan telah terdapat paling sedikit satu buah telah lepas dari tandannya.<br />Pengecambahan benih kelapa sawit<br /><br />1) Tangkai tandan buah dilepaskan dari spikeletnya.<br /><br />2) Tandan buah diperam selama tiga hari dan sekali-kali disiram air. Pisahkan buah dari tandannya dan peram lagi selama 3 hari.<br /><br />3) Masukkan buah ke mesin pengaduk untuk memisahkan daging buah dari biji. Cuci biji dengan air dan masukkan ke dalam larutan Dithane M-45 0,2% selama 3 menit. Keringanginkan dan seleksi untuk memberoleh biji yang berukuran seragam. Semua benih disimpan di dalam ruangan bersuhu 22 derajat C dan kelembaban 60-70% sebelum dikecambahkan.<br /><br />4) Untuk mengecambahkan benih, dilakukan perendaman terlebih dahulu. Benih direndam dalam ember berisi air bersih selama 5 hari dan setiap hari air harus diganti dengan air yang baru.<br /><br />5) Setelah benih direndam, benih diangkat dan dikering anginkan di tempat teduh selama 24 jam dengan menghamparkannya setebal satu lapis biji saja. Kadar air dalam biji harus diusahakan agar tetap sebesar 17 %.<br /><br />6) Selanjutnya benih disimpan di dalam kantong plastik berukuran panjang 65 cm yang dapat memuat sekitar 500 sampai 700 benih. Kantong plastik ditutup rapat-rapat dengan melipat ujungnya dan merekatnya. Simpanlah kantong-kantong plastik tersebut dalam peti berukuran 30 x 20 x 10 cm, kemudian letakkan dalam ruang pengecambahan yang suhunya 39 0C.<br />7) Benih diperiksa setiap 3 hari sekali ( 2 kali per minggu ) dengan membuka kantong plastiknya dan semprotlah dengan air (gunakan hand mist sprayer) agar kelembaban sesuai dengan yang diperlukan yaitu antara 21 – 22 % untuk benih Dura dan 28 – 30 % untuk Tenera.<br /><br />8) Setelah melewati masa 80 hari, keluarkan kantong dari peti di ruang pengecambahan dan letakkan di tempat yang dingin. Kandungan air harus diusahakan tetap seperti semula. Dalam beberapa hari benih akan mengeluarkan tunas kecambahnya. Selama 15 – 20 hari kemudian sebagian besar benih telah berkecambah dan siap dipindahkan ke pesemaian perkecambahan (prenursery ataupun nursery). Benih yang tidak berkecambah dalam waktu tersebut di atas sebaiknya tidak digunakan untuk bibit.<br />Pembibitan Kelapa Sawit<br /><br />Lokasi/areal untuk pelaksanaan pembibitan dengan pesyaratan : harus datar dan rata, dekat dengan sumber air, dan letaknya sedapat mungkin di tengah-tengah areal yang akan ditanami dan mudah diawasi. Lahan pembibitan harus diratakan dan dibersihkan dari segala macam gulma dan dilengkapi dengan instalasi penyiraman (misalnya tersedia springkle irrigation), serta dilengkapi dengan jalan-jalan dan parit-parit drainase. Luas kompleks pembibitan harus sesuai dengan kebutuhan.<br /><br />Terdapat dua teknik pembibitan yaitu: (a) cara langsung tanpa dederan dan (b) cara tak langsung dengan 2 tahap (double stages system), yaitu melalui dederan/pembibitan awal (prenursery) selama 3 bulan dan pembibitan utama(nursery)selama 9 bulan.<br /><br />a) Cara langsung<br /><br />Kecambah langsung ditanam di dalam polibag ukuran besar seperti pada cara pembibitan. Cara ini menghemat tenaga dan biaya.<br /><br />(b) Cara tak langsung<br /><br />Cara tak langsung dilakukan dengan 2 tahap (double stages system), yaitu melalui dederan/pembibitan awal (prenursery) selama 3 bulan dan persemaian bibit(nursery)selama 9 bulan.<br /><br />Tahap pendederan (prenursery)<br /><br />Benih yang sudah berkecambah di deder dalam polybag kecil, kemudia diletakkan pada bedengan-bedengan yang lebarnya 120 cm dan panjang bedengan secukupnya.<br /><br />Ukuran polybag yng digunakan adalah 12 x 23 cm atau 15 x 23 cm (lay flat).<br /><br />Polybag diisi dengan 1,5 – 2,0 kg tanah atas yang telah diayak. Tiap polybag diberi lubang untuk drainase.<br /><br />Kecambah ditanam sedalam ± 2 cm dari permukaan tanah dan berjarak 2 cm.<br /><br />Setelah bibit dederan yang berada di prenursery telah berumur 3 – 4 bulan dan berdaun 4 – 5 helai, bibit dederan sudah dapat dipindahkan ke pesemaian bibit (nursery).<br /><br />Keadaan tanah di polybag harus selalu dijaga agar tetap lembab tapi tidak becek. Pemberian air pada lapisan atas tanah polybag dapt menjaga kelembaban yang dibutuhkan oleh bibit.<br /><br />Penyiraman dengan sistem springkel irrigation sangat membantu dalam usaha memperoleh kelembaban yang diinginkan dan dapat melindungi bibit terhadap kerusakan karena siraman.<br /><br />Pesemaian bibit (nursery)<br /><br />Untuk penanaman bibit pindahan dari dederan dibutuhkan polybag yang lebih besar, berukuran 40 cm x 50 cm atau 45 cm x 60 cm (lay flat), tebal 0,11 mm dan diberi lubang pada bagian bawahnya untuk drainase.<br /><br />Polybag diisi dengan tanah atas yang telah diayak sebanyak 15 – 30 kg per polybag, disesuaikan dengan lamanya bibit yang akan dipelihara (sebelum dipindahkan) dipesemaian bibit.<br /><br />Bibit dederan ditanam sedemikian rupa sehingga leher akar berada pada permukaan tanah polybag besar dan tanahsekitar bibit dipadatkan agar bibit berdiri tegak. Bibit pada polybag besar kemudian disusun di atas lahan yang telah diratakan, dibersihkan dan diatur dengan hubungan sistem segitiga sama sisi dengan jarak misalnya 100 cm x 100 cm x 100 cm.<br />Kegiatan pemeliharaan bibit Kelapa Sawit di pembibitan<br /><br />1) Penyiraman; kegiatan penyiraman di pembibitan utama dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Jumlah air yang diperlukan sekitar 9–18 liter per minggu untuk setiap bibit.<br /><br />2) Pemupukan; untuk pemupukan dapat digunakan berupa pupuk tunggal atau pupuk majemuk (N,P,K dan Mg) dengan komposisi 15:15:6:4 atau 12:12:7:2.<br /><br />3) Seleksi bibit; seleksi dilakukan sebanyak tiga kali. Seleksi pertama dilakukan pada waktu pemindahan bibit ke pembibitan utama. Seleksi kedua dilakukan setelah bibit berumur empat bulan di pembibitan utama. Seleksi terakhir dilakukan sebelum bibit dipindahkan ke lapangan. Bibit dapat dipindahkan ke lapangan setelah berumur 12-14 bulan. Tanaman yang bentuknya abnormal dibuang, dengan ciri-ciri: a) bibit tumbuh meninggi dan kaku, b) bibit terkulai, c) anak daun tidak membelah sempurna, d) terkena penyakit, e) anak daun tidak sempurna.<br />Penanaman Kelapa Sawit<br /><br />1) Persiapan lahan<br /><br />Tanaman kelapa sawit sering ditanam pada areal / lahan : bekas hutan (bukaan baru, new planting), bekas perkebunan karet atau lainnya ( konversi), bekas tanaman kelapa sawit (bukaan ulangan, replanting).<br /><br />Pembukaan lahan secara mekanis pada areal bukaan baru dan konversi terdiri dari beberapa pekerjaan, yakni: a) menumbang, yaitu memotong pohon besar dan kecil dengan mengusahakan agar tanahnya terlepas dari tanah; b) merumpuk, yaitu mengumpulkan dan menumpuk hasil tebangan untuk memudahkan pembakaran. c) merencek dan membakar, yaitu memotong dahan dan ranting kayu yang telah ditumpuk agar dapat disusun sepadat mungkin, setelah kering lalu dibakar. d) pengolahan tanah secara mekanis.<br /><br />Pembukaan lahan secara mekanis pada tanah bukaan ulangan terdiri dari pekerjaan, yakni: a) pengolahan tanah secara mekanis dengan menggunakan traktor. b) meracun batang pokok kelapa sawit dengan cara membuat lubang sedalam 20 cm pada ketinggian 1 meter pada pokok tua. Lubang diisi dengan Natrium arsenit 20 cc per pokok, kemudian ditutup dengan bekas potongan lubang; c) membongkar, memotong dan membakar. Dua minggu setelah peracunan, batang pokok kelapa sawit dibongkar sampai akarnya dan swetelah kering lalu dibakar; d) pada bukaan ulangan pembersihan bekas-bekas batang harus diperhatikan dengan serius karena sisa batang, akar dan pelepah daun dapat menjadi tempat berkembangnya hama (misalnya kumbang Oryctes) atau penyakit ( misalnya cendawan Ganoderma).<br /><br />2) Pengajiran ( memancang)<br /><br />Maksud pengajiran adalah untuk menentukan tempat yang akan ditanami kelapa sawit sesuai dengann jarak tanam yang dipakai. Ajir harus tepat letaknya, sehingga lurus bila dilihat dari segala arah, kecuali di daerah teras dan kontur. System jarak yang digunakan adalah segitiga sama sisi, dengan jarak 9 m x 9 m x 9 m. Dengan system segi tiga sama sisi ini, pada arah Utara – Selatan tanaman berjarak 8,82 m dan jarak untuk setiap tanaman adalah 9 m. Populasi (kerapatan) tanaman per hektar adalah 143 pohon.<br /><br />3) Pembuatan lubang tanaman<br /><br />Lubang tanaman dibuat beberapa hari sebelum menanam. Ukuran lubang, panjang x lebar x dalam adalah 50 cm x 40 cm x 40 cm. Pada waktu menggali lubang, tanah atas dan bawah dipisahkan, masing-masing di sebelah Utara dan Selatan lubang.<br /><br />4) Menanam<br /><br />Cara menanam bibit yang ada pada polybag, yaitu:<br /><br />- Sediakan bibit yang berasal dari main nursery pada masing-masing lubang tanam yang sudah dibuat.<br /><br />- Siramlah bibit yang ada pada polybag sehari sebelum ditanam agar kelembaban tanah dan persediaan air cukup untuk bibit.<br /><br />- Sebelum penanaman dilakukan pupuklah dasar lubang dengan menaburkan secara merata pupuk fosfat seperti Agrophos dan Rock Phosphate sebanyak 250 gram per lubang.<br /><br />- Buatlah keratin vertical pada sisi polybag dan lepaskan polybag dari bibit dengan hati-hati, kemudian masukkan ke dalam lubang.<br /><br />- Timbunlah bibit dengan tanah galian bagian atas (top soil) dengan memasukkan tanah ke sekeliling bibit secara berangsur-angsur dan padatkan dengan tangan agar bibit dapat berdiri tegak.<br /><br />- Penanaman bibit harus diatur sedemikian rupa sehingga permukaan tanah polybag sama ratanya dengan permukaan lubang yang selesai ditimbun, dengan demikian bila hujan, lubang tidak akan tergenang air.<br /><br />- Pemberian mulsa sekitar tempat tanam bibit sangat dianjurkan.<br /><br />- Saat menanam yang tepat adalah pada awal musim hujan.<br />Pemeliharaan tanaman kelapa sawit<br /><br />a. Penyulaman<br /><br />- Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tumbuh kurang baik.<br /><br />- Saat menyulam yang baik adalah pada musim hujan.<br /><br />- Bibit yang digunakan harus seumur dengan tanaman yang disulam yaitu bibit berumur 10 – 14 bulan.<br /><br />- Banyaknya sulaman biasanya sekitar 3 – 5 % setiap hektarnya.<br /><br />- Cara melaksanakan penyulaman sama dengan cara menanam bibit.<br /><br />b. Penanaman tanaman penutup tanah<br /><br />- Tanaman penutup tanah (tanaman kacangan, Legume Cover Crop atau LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi dan mempertahankan kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma.<br /><br />- Penanaman tanaman kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.<br /><br />- Jenis-jenis tanaman kacangan yang umum di perkebunan kelapa sawit adalh Centrosema pubescens, Colopogonium mucunoides dan Pueraria javanica.<br /><br />- Biasanya penanaman tanaman kacangan ini dilakukan tercampur (tidak hanya satu jenis).<br /><br />c. Membentuk piringan (bokoran, circle weeding)<br /><br />- Piringan di sekitar pokok (pohon kelapa sawit) harus tetap bersih. Oleh karena itu tanah di sekitar pokok dengan jari-jari 1 – 2 meter dari pokok harus selalu bersih dan gulma yang tumbuh harus dibabat, disemprot dengan herbisida.<br /><br />d. Pemupukan<br /><br />- Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk N,P,K,Mg dan B (Urea, TSP, Kcl, Kiserit dan Borax).<br /><br />- Pemupukan ekstra dengan pupuk Borax pada tanaman muda sangat penting, karena kekurangan Borax (Boron deficiency) yang berat dapat mematikan tanaman kelapa sawit.<br /><br />- Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan anjuran Balai Penelitian untuk TBM (Tanaman Belum Menghasilkan).<br /><br />- Untuk tanaman menghasilkan dosis yang digunakan berdasarkan analisis daun.<br /><br />- Dosis pemupukan tergantung pada umur tanaman.<br /><br />- Contoh dosis pemupukan pada tanaman yang sudah menghasilkan adalah sebagai berikut :<br /><br />Urea : 2,0 – 2,5 kg/ph/th → diberikan 2 x aplikasi<br /><br />KCl : 2,5 – 3,0 kg/ph/th → diberikan 2 x aplikasi<br /><br />Kiserit : 1,0 – 1,5 kg/ph/th → diberikan 2 x aplikasi<br /><br />TSP : 0,75 – 1,0 kg/ph/th → diberikan 1 x aplikasi<br /><br />Borax : 0,05 – 0,1 kg/ph/th → diberikan 2 x aplikasi<br /><br />Untuk tanaman yang belum menghasilkan, yang berumur 0 – 3 tahun, dosis pemupukan per pohon per tahunnya adalah sebagai berikut :<br /><br />Urea : 0,40 – 0,60 kg<br /><br />TSP : 0,25 – 0,30 kg<br /><br />KCl : 0,20 – 0,50 kg<br /><br />Kiserit : 0,10 – 0,20 kg<br /><br />Borax : 0,02 – 0,05 kg<br /><br />- Pada tanaman belum menghasilkan pupuk N,P,K,Mg,B ditaburkan merata dalam piringan mulai jarak 20 cm dari pokok sampai ujung tajuk daun.<br /><br />- Pada tanaman yang sudah menghasilkan: pupuk N ditaburkan merata mulai jarak 50 cm dari pokok sampai di pinggir luar piringan. Pupuk P,K dan Mg harus ditaburkan merata pada jarak 1 – 3 meter dari pokok. Pupuk B ditaburkan merata pada jarak 30 – 50 cm dari pokok.<br /><br />- Waktu pemberian pupuk sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan (September – Oktober), untuk pemupukan yang pertama dan paada akhir musim hujan (Maret – April) untuk pemupukan yang kedua.<br /><br />e. Pemangkasan daun<br /><br />Maksud pemangkasan daun adalah untuk memperoleh pokok yang bersih, jumlah daun yang optimal dalam satu pohon dan memudahkan panenan. Memangkas daun dilaksanakan sesuai dengan umur / tingkat pertumbuhan tanaman.<br /><br />Macam-macam pemangkasan :<br /><br />- Pemangkasan pasir, yaitu pemangkasan yang dilakukan terhadap tanaman yang berumur 16 – 20 bulan dengan maksud untuk membuang daun-daun kering dan buah-buah pertama yang busuk. Alat yang digunakan adalah jenis linggis bermata lebar dan tajam yang disebut dodos.<br /><br />- Pemangkasan produksi, yaitu pemangkasan yang dilakukan pada umur 20 – 28 bulan dengan memotong daun-daun tertentu sebagai persiapan pelaksanaan panen. Daun yang dipangkas dalah songgo dua (yaitu daun yang tumbuhnya saling menumpuk satu sama lain), juga buah-buah yang busuk. Alat yang digunakan adalah dodos seperti pada pemangkasan pasir.<br /><br />- Pemangkasan pemeliharaan, adalah pemangkasan yang dilakukan setelah tanaman berproduksi dengan maksud membuang daun-daun songgo dua sehingga setiap saat pada pokok hanya terdapat daun sejumlah 28 – 54 helai. Sisa daun pada pemangkasan ini harus sependek mungkin (mepet), agar tidak mengganggu dalam pelaksanaan panenan.<br />Hama dan Penyakit Kelapa Sawit<br /><br />Hama<br /><br />a. Hama Tungau<br /><br />Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian: Semprot Pestona atau Natural BVR.<br /><br />b. Ulat Setora<br /><br />Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona.<br /><br />Penyakit<br /><br />a. Root Blast<br /><br />Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian diserang akar. Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO.<br /><br />b. Garis Kuning<br /><br />Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun. Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO semenjak awal.<br /><br />c. Dry Basal Rot<br /><br />Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang. Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering. Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.<br /><br />Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki .<br />Panen<br /><br />Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah berumur 2,5 tahun dan proses pemasakan buah berkisar 5 - 6 bulan setelah terjadinya penyerbukan. Buah kelapa sawit dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon kelapa sawit rata-rata terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan buah matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.PRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-45442730115167482462011-08-20T11:44:00.000-07:002011-08-20T11:46:58.511-07:00Hama dan Penyakit Kelapa Sawit
<br />Pengendalian hama dan penyakit tanaman
<br />
<br />A. Penyakit
<br />1. Penyakit Akar (Blast disease)
<br />
<br />Gejala serangan :
<br />
<br />- Tanaman tumbuh abnormal dan lemah
<br />- Daun tanaman berubah menjadi berwarna kuning
<br />
<br />Penyebab :
<br />
<br />Jamur (Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp.)
<br />
<br />Cara pengendalian :
<br />
<br />- Melakukan kegiatan persemaian dengan baik
<br />- Mengatur pengairan agar tidak terjadi kekeringan di pertanaman
<br />
<br />2. Penyakit Busuk Pangkal Batang (Basal stem rot/Ganoderma)
<br />
<br />Gejala serangan:
<br />
<br />- Daun berwarna hijau pucat
<br />- Jamur yang terbentuk sedikit
<br />- Daun tua menjadi layu dan patah
<br />- Dari tempat yang terinfeksi keluar getah
<br />
<br />Penyebab :
<br />
<br />Jamur Ganoderma applanatum, Ganoderma lucidum, dan Ganoderma pseudofferum.
<br />
<br />Cara pengendalian dan pencegahan :
<br />
<br />- Membongkar tanaman yang terserang dan selanjutnya dibakar
<br />- Melakukan pembumbunan tanaman
<br />
<br />3. Penyakit Busuk Batang Atas (Upper stem rot)
<br />
<br />Gejala serangan:
<br />
<br />- Warna daun yang terbawah berubah dan selanjutnya mati
<br />- Batang yang berada sekitar 2 m di atas tanah membusuk
<br />- Bagian yang busuk berwarna cokelat keabuan
<br />
<br />Penyebab :
<br />
<br />Jamur Fomex noxius.
<br />
<br />Cara pengendalian :
<br />
<br />- Melakukan pembongkaran tanaman yang terserang dan membuang bagian tanaman yang terserang
<br />- Bekas luka selanjutnya ditutupi dengan obat penutup luka
<br />
<br />4. Penyakit Busuk Kering Pangkal Batang (Dry basal rot)
<br />
<br />Gejala serangan :
<br />
<br />Tandan buah membusuk dan pelepah daun bagian bawah patah.
<br />
<br />Penyebab :
<br />
<br />Jamur Ceratocytis paradoxa.
<br />
<br />Cara pengendalian :
<br />
<br />Membongkar tanaman yang terserang hebat dan selanjutnya dibakar.
<br />
<br />
<br />5. Penyakit Busuk Kuncup (Spear rot)
<br />
<br />Gejala serangan:
<br />
<br />Jaringan pada kuncup (spear) membusuk dan berwarna kecokelatan.
<br />
<br />Penyebab :
<br />
<br />Belum diketahui dengan pasti.
<br />
<br />Cara pengendalian : Memotong bagian kuncup yang terserang
<br />
<br />6.Penyakit Busuk Titk Tumbuh (Bud rot)
<br />
<br />Gejala serangan :
<br />
<br />- Kuncup tanaman membusuk sehingga mudah dicabut
<br />- Aroma kuncup yang terserang berbau busuk
<br />
<br />Penyebab :
<br />
<br />Bakteri Erwinia.
<br />
<br />Cara pengendalian :
<br />
<br />Belum ada cara efektif untuk memberantas penyakit ini.
<br />
<br />7. Penyakit Garis Kuning (Patch yellow)
<br />
<br />Gejala serangan:
<br />
<br />Terdapat bercak daun berbentuk lonjong berwarna kuning dan di bagian tengahnya berwarna cokelat.
<br />
<br />Penyebab :
<br />
<br />Jamur Fusarium oxysporum
<br />
<br />Cara pengendalian :
<br />
<br />Melakukan inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Hal ini bertujuan agar serangan penyakit di persemaian dan pada tanaman muda dapat berkurang.
<br />
<br />8. Penyakit Antraknosa (Anthracnose)
<br />
<br />Gejala serangan :
<br />
<br />- Terdapat bercak-bercak cokelat tua di ujung dan tepi daun
<br />- Bercak-bercak dikelilingi warna kuning
<br />- Bercak ini merupakan batas antara bagian daun yang sehat dan yang terserang
<br />
<br />Penyebab :
<br />
<br />Jamur Melanconium sp., Glomerella cingulata, dan Botryodiplodia palmarum.
<br />
<br />Cara pengendalian :
<br />
<br />- Melakukan pengaturan jarak tanam, penyiraman secara teratur dan pemupukan berimbang
<br />- Tanah yang menggumpal di akar harus disertakan pada waktu pemindahan bibit dari persemaian ke pembibitan utama.
<br />
<br />Pengaplikasian Captan 0,2% atau Cuman 0,1%.
<br />
<br />9. Penyakit Tajuk (Crown disease)
<br />
<br />Gejala serangan :
<br />
<br />Helai daun bagian tengah pelepah berukuran kecil-kecil dan sobek.
<br />
<br />Penyebab:
<br />
<br />Sifat genetik yang diturunkan dari tanaman induk.
<br />
<br />Cara pengendalian :
<br />
<br />Melakukan seleksi terhadap tanaman induk yang bersifat karier penyakit ini.
<br />
<br />10. Penyakit Busuk Tandan (Bunch rot)
<br />
<br />Gejala serangan:
<br />
<br />Terdapat miselium berwarna putih di antara buah masak atau pangkal pelepah daun.
<br />
<br />Penyebab :
<br />
<br />Jamur Marasmius palmivorus.
<br />
<br />Cara pengendalian :
<br />
<br />Melakukan kastrasi, penyerbukan buatan dan menjaga sanitasi kebun, terutama pada musim hujan.
<br />
<br />Pengaplikasian difolatan 0,2 %.
<br />
<br />B. Hama
<br />
<br />1. Nematoda (Rhadinaphelenchus cocophilus)
<br />
<br />Gejala serangan :
<br />
<br />- Daun terserang menggulung dan tumbuh tegak
<br />- Warna daun berubah menjadi kuning dan selanjutnya mengering.
<br />
<br />Cara pengendalian:
<br />
<br />- Pohon yang terserang dibongkar dan selanjutnya dibakar
<br />- Tanaman dimatikan dengan racun natrium arsenit
<br />
<br />2. Tungau (Oligonychus sp.)
<br />
<br />Gejala serangan :
<br />
<br />Daun yang terserang berubah warnanya menjadi berwarna perunggu mengkilat (bronz).
<br />
<br />Cara pengendalian :
<br />
<br />Pengaplikasian akasirida yang mengandung bahan aktif tetradifon 75,2 g/l.
<br />
<br />3. Pimelephila ghesquierei
<br />
<br />Gejala serangan :
<br />
<br />Serangan menyebabkan lubang pada daun muda sehingga daun banyak yang patah.
<br />
<br />Cara pengendalian :
<br />
<br />- Serangan ringan dapat diatasi dengan memotong bagian yang terserang
<br />- Pada serangan berat dilakukan penyemprotan parathion 0,02%.
<br />
<br />4. Ulat api (Setora nitens, Darna trima dan Ploneta diducta)
<br />
<br />Gejala serangan :
<br />
<br />Daun yang terserang berlubang-lubang. Selanjutnya daun hanya tersisa tulang daunnya saja.
<br />
<br />Cara pengendalian :
<br />
<br />Pengaplikasian insektisida berbahan aktif triazofos 242 g/l, karbaril 85 % dan klorpirifos 200 g/l.
<br />
<br />5. Ulat kantong (Metisa plana, Mahasena corbetti dan Crematosphisa pendula)
<br />
<br />Gejala serangan:
<br />
<br />- Daun yang terserang menjadi rusak, berlubang dan tidak utuh lagi
<br />- Selanjutnya daun menjadi kering dan berwarna abu-abu.
<br />
<br />Cara pengendalian :
<br />
<br />Pengaplikasian timah arsetat dengan dosis 2,5 kg/ha atau dengan insektisida berbahan aktif triklorfon 707 g/l, dengan dosis 1,5-2 kg/ha. 6. Belalang Valanga nigricornis dan Gastrimargus marmoratus
<br />
<br />Gejala serangan:
<br />
<br />Terdapat bekas gigitan pada bagian tepi daun yang terserang.
<br />
<br />Cara pengendalian :
<br />
<br />Pengendalian dapat dilakukan dengan mendatangkan burung pemangsanya.
<br />
<br />7. Kumbang Oryctes rhinoceros
<br />
<br />Gejala serangan :
<br />
<br />Daun muda yang belum membuka dan pada pangkal daun berlubang-lubang.
<br />
<br />Cara pengendalian :
<br />
<br />Menggunakan parasit kumbang, seperti jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes.
<br />
<br />Melepaskan predator kumbang, seperti tokek, ular dan burung.
<br />
<br />8. Ngengat Tirathaba mundella (penggerek tandan buah)
<br />
<br />Gejala serangan:
<br />
<br />Terdapat lubang-lubang pada buah muda dan buah tua.
<br />
<br />Cara pengendalian :
<br />
<br />Pengaplikasian insektisida yang mengandung bahan aktif triklorfon 707 g/l atau andosulfan 350 g/l.
<br />
<br />9. Tikus (Rattus tiomanicus dan Rattus sp.)
<br />
<br />Gejala serangan:
<br />
<br />- Pertumbuhan bibit dan tanaman muda tidak normal
<br />- Buah yang terserang menunjukkan bekas gigitan.
<br />
<br />Cara pengendalian :
<br />
<br />Melakukan pengemposan pada sarangnya atau mendatangkan predator tikus, seperti kucing, ular dan burung hantu.PRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-84946286281010103992011-04-29T19:16:00.000-07:002011-04-29T19:37:20.678-07:00PRA PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT BLITARSistem pebelian buah/ hasil panen kelapa sawit oleh tim sudah terlaksana dengan baik sesuai prosedur dan standart harga nasional. dan tahun ini hasil panen kelapasawit sudah mencapai 5 ton per sekali panen untuk selurah petani di kawasan blitar selatan. dapat kita kalkulasi kalau dalam 1 bulan bisa 2 kali panen sudah dapat kita hitung berarti dalam 1 bulan ada 10 ton.Dan setip kali panen ada peningkatan berat/bobot kelapa sawit tiap tandan dari rata 8 kg/per tandan menjadi 10 atau lebih........untuk selanjutnya tim sudah ber benah diri untuk mempersiapkan induk koperasi sebagai sarana para anggota untuk menyelamatkan buah. dan akhirnya Insya Allah senin, 2 mei 2011 akan membentuk pengurus koperasi di Krejen/Srengat Blitar.SELANJUTNYA ....hasil panen sementara untuk di kirim ke Banten........PRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8127740105715925910.post-1880610866430064422011-04-01T21:44:00.000-07:002011-04-01T21:46:48.629-07:00harga kelapa sawit 2011akarta - Permintaan minyak sawit global di 2011 tetap akan meningkat akibat penurunan produksi minyak kedelai. Namun karena tidak diimbangi dengan produksi yang cukup, harga CPO bakal bertahan di US$ 1.000-1.200/ton.Demikian disampaikan oleh Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan dalam siaran pers, Senin (24/1/2011).<br /><br />"Beberapa analis dunia memperkirakan kebutuhan minyak sawit dunia akan bertambah antara 2-3 juta ton pada 2011. Walaupun permintaan naik, diperkirakan suplai minyak sawit tidak dapat mengimbangi permintaan, sehingga harga CPO akan tetap bertahan antara US$ 1.000-1.200/ton sampai semester I-2011," tutur Fadhil.<br /><br />Meski begitu, Fadhil mengatakan, industri sawit Indonesia mengalami tujuh hambatan utama di 2011. Penambahan produksi minyak sawit dunia diperkirakan mencapai 2,5 juta ton di mana kontribusi produksi CPO Indonesia berkisar antara 1,8-2 juta ton.<br /><br />Tujuh hambatan tersebut membuat industri sawit akan kesulitan melakukan ekspansi dan atau mengalami penurunan daya saing jika hambatan tersebut tidak dihilangkan.<br /><br />Hambatan tersebut adalah pertama pelaku sawit menghadapi masalah lahan bagi pengembangan kebun baru yang diakibatkan ketidaktuntasan masalah tata ruang nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP).<br /><br />"Selain, adanya ketidakpastian hukum terhadap status legalitas lahan. Kondisi ini membuat pemegang konsesi dan investor memilih sikap 'wait and see' yang tentu saja akan berdampak kepada tingkat ekspansi lahan," ujar Fadhil.<br /> <br />Kedua, kebijakan moratorium hutan primer dan lahan gambut malahan dapat mempersulit penuntasan masalah lahan yang sebelumnya telah dihadapkan dengan masalah RTRWP. Dalam pandangan Gapki, Inpres mengenai moratorium akan bertabrakan dengan regulasi lain seperti UU Nomor 41 Tahun 1999 mengenai Kehutanan. Atas dasar itulah, kebijakan moratorium menjadi kontraproduktif bagi pengembangan investasi kelapa sawit.<br /><br />"Meskipun pemerintah menyediakan lahan terdegradasi seluas 35,2 juta ha tetapi status areal tersebut masih meragukan karena termasuk kawasan hutan," jelas Fadhil.<br /><br />Ketiga, bea keluar CPO yang tinggi dan bersifat progresif seperti berlaku sekarang ini terbukti tidak maksimal untuk menekan volume ekspor CPO dan belum mampu mendorong pengembangan industri hilir dalam negeri.<br /><br />Sebaliknya, sistem bea keluar diyakini tidak adil bagi produsen bahan baku baik perkebunan negara/swasta maupun petani rakyat karena 'tidak menikmati' kenaikan margin yang seharusnya didapatkan dari tingginya harga CPO dunia saat ini. Jadi tidak tepat apabila bea keluar dijadikan instrumen utama karena sebenarnya industri hilir lebih membutuhkan insentif yang tepat dan menarik.<br /><br />Keempat, pengembangan perkebunan kelapa sawit yang mengarah ke Indonesia Timur kurang didukung infrastruktur yang memadai seperti pelabuhan. Semestinya terdapat satu pelabuhan ekspor CPO di Kalimantan untuk memudahkan penjualan CPO ke luar negeri. Dengan pertimbangan, total produksi CPO dari wilayah Kalimantan dan Sulawesi telah mencapai 30% dari produksi nasional.<br /><br />"Diharapkan pula pembangunan klaster industri segera direalisasikan untuk pengembangan industri hilir kelapa sawit," kata Fadhil.<br /><br />Kelima, pelaku usaha sawit merasa dirugikan dengan penerapan aturan perpajakan mengenai PPn atas produk primer TBS. Pasalnya, PPn TBS selama ini dibebaskan sehingga pajak masukan atas barang-barang faktor produksi tidak bisa dikreditkan dan menjadi beban tambahan. Akibatnya, menimbulkan pajak berganda (double taxation) kepada perusahaan yang terintegrasi (produksi-pengolahan).<br /> <br />Keenam, kampanye anti-sawit tetap berlangsung bahkan ada kemungkinan semakin kuat tekanan yang diberikan kepada pelaku industri sawit. Tema kampanye anti-sawit masih dikaitkan dengan isu perubahan iklim maupun kerusakan lingkungan secara umum.<br /><br />Rangkaian kampanye anti-sawit ini akan semakin sistematik yang tidak saja dilakukan oleh NGO saja melainkan oleh group consumer tertentu dan beberapa negara di Uni Eropa, lewat pemberlakukan standar baru dalam perdagangan sawit dan menerapkan aturan yang berbentuk non-tariff barier.<br /><br />Ketujuh, Indonesia harus melakukan program mitigasi perubahan iklim dengan kekuatan sendiri tanpa melibatkan bantuan asing. Pelibatan dana asing hanya akan membuat Indonesia makin tergantung pada negara lain, sementara dana bantuan asing belum tentu memberikan dampak langsung pada penyerapan tenaga kerja dan pengurangan keniskinan.<br /><br />Mencermati peningkatan permintaan pasar minyak nabati dunia yang terus meningkat dan melihat bahwa semua minyak nabati dunia melakukan ekspansi produksi, maka minyak sawit Indonesia tidak boleh berhenti ekspansi jika tidak mau kehilangan peluang pasar dan kehilangan momentum membangun perekonomian nasional.<br /><br />"Oleh karena itu, semestinya pemerintah membuat iklim yang kondusif dengan membuat terobosan kebijakan sebagai upaya mengatasi hambatan yang dihadapi pelaku industri sawit nasional," tukas Fadhil.<br /><br /> <br /><br />Sumber : http://www.detikfinance.com/read/2011/01/24/214321/1553640/4/harga-sawit-bakal-tetap-tinggi-di-2011?f9911023PRIANTOhttp://www.blogger.com/profile/06171880796682135778noreply@blogger.com1